Super User

Super User


- Fajar Ishak : Permintaan waktu reses
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM-Anggota DPRD Sultra, Fajar Ishak Daeng Jaya terus berkeliling menemui masyarakat untuk menjaring aspirasi di wilayah konstituennnya. Berbagai permintaan masyarakat mulai dari mesin jahit, alat pertukangan dan kebutuhan nelayan.

Kali ini legislator Hanura tersebut kembali menyambangi konstituenanya di Kelurahan kalia-lia dan Kantalai Kota Baubau dengan menyerahkan bantuan alata pertukangan baik tukang batu maupun tukang kayu.

Dikatakan, saat masa reses dan berkunjung ke Kalia Lia, masyarakat membutuhkan beberapa peralatan baik para nelayan maupun tukang kayu dan tukang batu.

“Untuk Para nelayan, saya juga sudah menyerahkan bantuan berupa Senter Kepala yang digunakan untuk menyelam dan beraktifitas di laut khususnya di malam hari. Kali ini saya datang untuk menyerahkan bantuan alat pertukangan kepada para tukang,” kata Legislator Partai Hanura ini,Kamis (23/03/2023).

Anggota DPRD Sultra, Fajar Ishak Daeng Jaya saat menyerahkan bantuan kepada salah satu tukang di Kelurahan Kalia-lia Kecamatan Bungi Kota Baubau

La Adili, warga Kalia Lia yang juga berprofesi sebagai tukang. Bantuan ini katanya sangat membantu pekerjaan sehari hari.

“Selama ini saya masih pakai alat manual karena kekurangan biaya juga untuk membeli alat mesin. Jadi bantuan ini betul betul sangat membantu. Kami bersyukur sekali atas bantuan yang diberikan Pak Fajar Ishak. Semoga ke depan kami masih terus diperjuangkan untuk bantuan lainnya,” kata La Adili.

Senada diungkapkan Husain, salah seorang tukang yang menerima bantuan mengaku senang dengan bantuan ini. Ia mengaku, selama ini sudah banyak mengajukan proposal tapi baru pertama kali mendapatkan bantuan.

“Saya sudah 15 tahun menjadi tukang. Dulu sudah pernah kami buat proposal tapi tidak pernah ada bantuan. Nanti melalui Pak Fajar Ishak baru kami dapat bantuan. Jadi, kami sangat berterima kasih kepada pak Fajar Ishak,” ujar Husain.

Bantuan yang diserahkan dialokasikan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Perindustrian yang telah diserahkan secara Simbolis Oleh Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi, SH di Buton Tengah beberapa waktu lalu.(RED)

- Serahkan Bantuan Mesin jahit dan Obras
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM-Komitmen anggota DPRD Sultra, Fajar Ishak Daeng Jaya kepada konstituennya saat reses beberapa waktu lalu di Kota Baubau dan sekitarnya mulai direalisasikan. Bantuan mesin jahit dan pbras sesuai permintaan masyarakat kembali dibagikan kepada pwlaku IKM di Kota Baubau.


Seperti yang dilaksanakan pada Selasa, (21/3/2023). Politisi Partai Hanura ini kembali membagikan sekitar 160 mesin jahit dan obras kepada para penjahit di 8 kelurahan Kota Baubau yakni Kelurahan Sulaa, Bone-Bone, Tarafu, Lanto, Kaobula, Nganganaumala, Wale dan Tomba.

Diahadapan warga penerima bantuan, Fajar ishak mengatakan, bantuan mesin jahit dan obras ini sebagai bentuk kepedulian kepada para penjahit yang selama ini kurang mendapat perhatian. Selain itu, pembagian bantuan ini adalah bentuk keberpihakan kepada masyarakat untuk mempertahankan tradisi warisan leluhur yakni kain tradisional Buton.

"Bantuan ini kita harapkan bisa mendukung perkembangan industri kecil. Termasuk salah satunya melestarikan kain tradisional Buton,"jelasnya.

Anggota DPRD Sultra, Fajar ishak Daeng jaya saat menyerahkan mesin obras kepada penjahit di Kota Baubau

Lebih lanjut dikatakan, jika semakin banyak yang memiliki peralatan, akan lebih mudah dikembangkan keterampilannya.
“Kita siapkan dahulu alat alatnya, setelah itu kita buat pelatihan keterampilannya. Dengan demikian maka akan muncul geliat Home Industry dan bisa menjadi peluang ekonomi," katanya lagi.

Muslina, salah seorang penerima bantuan mesin jahit menyampaikan terima kasih karena telah memperoleh bantuan mesin jahit.
“Sangat senang karena kita dibantu dengan alat ini. Jadi kita bisa ada kesibukan untuk menambah penghasilan," katanya.

Lurah Wale La Ode Sudarna Daud yang hadir mendampingi warganya menerima bantuan menyampaikan, bantuan seperti ini patut diapresiasi. Pasalnya, ini sangat dibutuhkan masyarakat.

“Program seperti ini yang menyentuh langsung masyarakat. Apalagi kaum ibu yang selama ini beraktivitas sebagai penenun," katanya.

Menurut Fajar Ishak, Bantuan ini masih sebagai permulaan dan ia kembali akan memperjuangkan bantuan selanjutnya untuk melengkapi peralatan yang dibutuhkan masyarakat.

“Nanti yang sudah menerima mesin jahit kita akan bantu lagi bantuan mesin obras dan sebaliknya. Agar nanti bisa lahir home industry di masyarakat," katanya. (Red)


KENDARI,GAGASSULTRA.COM - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sultra dalam melakukan pengawasan pelaksanaan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap perusahaan, baik itu perusahaan tambang maupun lainnya.


Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh Komisi IV DPRD Sultra terkait kecelakaan kerja bertempat di Ruang Toronipa DPRD Sultra, Selasa (14/3/2023).

RDP tersebut dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Sultra Sulaeha Sanusi didampingi Wakil Ketua Sudirman, anggota Komisi IV Fajar Ishak dan Hj. Muniarty Ridwan, yang dihadiri Disnakertrans Sultra, Inspektur Tambang, BPJS Ketenagakerjaan dan beberapa perusahaan tambang di Sultra yaitu PT Akar Mas International (AMI) Kabupaten Kolaka, PT Kacci Purnama Indah (KPI) Kabupaten Konawe Utara, dan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) Konawe Kepulauan bersama kontraktornya PT. Tunas Muda Pertiwi.

Ketua Komisi IV DPRD Sultra, Sulaeha Sanusi mengatakan, Ia selalu menekankan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, untuk melaksanakan atau menerapkan K3 sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, baik itu pusat maupun provinsi.

Suasana dinamis rapat RDPKomisi IV DPRD Sultra dan mitra kerja

"Jika tidak dilaksanakan atau diterapkan sesuai SOP, maka akan selalu terjadi masalah kecelakaan. Kami di Komisi IV DPRD Sultra yang membidangi pengawasan ketenaga kerjaan,  menegaskan untuk setiap perusahaan itu wajib menerapkan K3 sesuai dengan prosedur," tegasnya.

Apalagi, kata Sulaeha Sanusi, di Sultra ini masih banyak perusahaan tambang yang belum sepenuhnya memenuhi syarat - syarat pelaksanaan K3.

"Misalnya tadi PT GKP yang di Konawe Kepulauan, dengan kontraktornya PT. Tunas Muda Pertiwi itu ada syarat-syarat yang belum mereka lengkapi untuk menerapkan K3 ini di perusahaan mereka. Itu sudah dijelaskan tadi dari pihak Disnakertrans bidang pengawasan K3," tutupnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Sultra, Fajar Ishak DJ mengungkapkan, Disnakertrans harus lebih proaktif lagi dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen K3 di setiap perusahaan.

" Bahkan pengawasan tersebut jangan sampai kendor. Sebab jika hal itu terjadi, maka sudah pasti banyak terjadi kecelakaan kerja seperti yang terjadi pada akhir tahun lalu dan awal tahun 2023 ini. Seperti terjadi kecelakaan kerja di Kabupaten Konawe Kepulauan, di Kabupaten Kolaka dan di Konawe Utara, bahkan ada yang meninggal dunia, " tandasnya.

Kata Fajar Ishak, beberapa kasus kecelakaan kerja yang kemudian tenaga kerjanya meninggal dunia itu ada di PT. GKP Konawe Kepulauan yaitu almarhum M. Syair, di Jety milik PT. AMI Kabupaten Kolaka yaitu almarhum Agus, dan di PT Tiran Konawe Utara yaitu almarhum Darwin. Sementara di PT. KPI Konawe Utara tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja yaitu nama Arif yang selamat dari maut.

" Dan itu menjadi catatan penting bagi kami, untuk terus mengawasi pelaksanaan manajemen K3 di perusahaan yang ada di Sultra," beber Fajar Ishak kepada awak media usai RDP.

Lanjutnya, terdapat hal menarik dalam RDP tersebut. Dimana terungkap bahwa para (tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja itu, semuanya tidak mengantongi Sertifikat Kompetensi dan lisensi K3 operator pesawat angkut jenis Dump Truck dari Kementerian Tenaga Kerja RI sesuai dengan Undang undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Permenaker Nomor 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

" Sehingga hal tersebut yang terus didorong oleh Komisi IV DPRD Sultra, agar semua operator alat berat dan driver dump truck yang bekerja pada semua perusahaan pertambangan, diupayakan mendapatkan lisensi tersebut. Agar mereka ini memenuhi syarat sebagai operator dan driver," ungkapnya.

Fajar Ishak mengaku, terkait kecelakaan kerja yang menyebabkan salah satu karyawan di PT GKP meninggal dunia pada Desember 2022 lalu, telah selesai RDPnya. Dan pihak perusahaan akan bertanggungjawab sepenuhnya dan siap membenahi kekurangan dalam pelaksanaan K3nya.

" Begitu pula pada RDP sebelumnya, yang menghadirkan PT Tiran juga RDPnya selesai yang melahirkan rekomendasi dewan yakni agar PT Tiran segera melakukan perbaikan pada houling yang rawan kecelakaan dan menerapkan K3 secara ketat, " terangnya.

Namun, sambung Fajar Ishak, untuk kecelakaan kerja di Jety milik PT AMI Kolaka dan di PT KPI Konawe Utara, masih akan dibahas pada RDP lanjutan karena masih ada beberapa pihak yang harus diundang.

"Ternyata PT AMI di Kolaka itu terbagi dua manajemennya, yaitu ada yang menangani minning dan ada yang menangani Jety. Nah kejadian di Pomalaa Kabupaten Kolaka itu, ada di wilayah Jety dan manajemennya tersendiri. Sehingga kita akan agendakan ulang untuk mengundang pihak manajemen Jety PT AMI dan PT Surya Lintas Gemilang (SLG) sebagai pihak yang menggunakan Jety tersebut. Apalagi dalam RDP tadi terungkap bahwa yang meninggal dunia nama Agus itu adalah driver PT SLG, hanya tempat kejadiannya di Jety milik PT AMI, ditambah pihak Inspektur tambang juga tengah merampungkan hasil investugasinya. itu juga yang kami tunggu hasilnya, " terangnya.

"Kemudian, insiden kecelakaan kerja di PT KPI juga kami perlu dalami lagi pada RDP lanjutan dengan menghadirkan beberapa pihak yaitu PT Jakarta Anugrah Mandiri (JAM) sebagai kontraktor dari PT KPI, Dinas Naker Konawe Utara, dan korban nama Arif. Apalagi dalam RDP tadi terungkap kalau korban Arif telah mengundurkan diri dari perusahaan setelah insiden yang nyaris merenggut nyawanya itu. Nah itu salah satu yang akan kita dalami," tambah Fajar Ishak. (*)

- Siti Saleha : Bentuk Komitmen Pemerintah Tingkatkan Daya Saing
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM-Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi,SH menyerahkan bantuan kepada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk tiga daerah di Kepulauan Buton (Kepton) meliputi Kota Baubau, Buton Tengah dan Buton Selatan.

Penyerahan bantuan ini Gubernur Sultra, didampingi kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan (Perindag) Sultra, Hj Siti Saleha. Bantuan berupa mesin dan peralatan menjahit untuk tahun anggaran 2023 tersebut berlangsung di sela-sela Musrenbang RKPD Sultra 2024 di Villa Nirwana Kota Baubau, Senin (20/03/2023.

Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama penerima bantuan IKM 

Kadis Perindag Sultra, Siti Saleha menuturkan, penyerahan bantuan ini dalam rangka meningkatkan produktifitas maupun peningkatan daya saing pada IKM.

“Itulah bentuk komitmen Pemprov Sultra dalam memperhatikan, untuk bagaimana IKM-IKM yang ada di Sultra khususnya Kota Baubau untuk meningkatkan daripada daya saing mereka,” tutur Siti Saleha ditemui usai Musrenbang.

Kata dia, peningkatan produktifitas maupun peningkatan daya saing tersebut sangat perlu mengingat selama ini Dinas Perindag Sultra sudah memfasilitasi bantuan mesin-mesin yang dibutuhkan oleh para pelaku IKM, disamping memberikan pelatihan dan pendampingan.

“Bantuan ini untuk pelaku IKM se Sultra, bukan hanya IKM di Kepton,” ujarnya.

Pemberian bantuan mesin jahit dan obras kepada pelaku IKM

Kendati demikian, Siti Saleha tidak merinci berapa jatah kuota Kota Baubau, Buton, ataupun Buton Tengah yang menerima bantuan mesin dan peralatan menjahit tersebut.

“Jumlahnya itu per kelompok (pelaku IKM) dan bervariasi tergantung jenis bantuannya dan kebutuhan para IKM,” tandasnya.

Semenatara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Sultra, Fajar Ishak Daeng Jaya yang merupakan mitra Dinas Perindag Sultra mengatakan, bantuan mesin jahit dan obras ini sebagai bentuk kepedulian kepada para penjahit yang selama ini kurang mendapat perhatian. Selain itu, pembagian bantuan ini sekaligus sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat untuk mempertahankan tradisi warisan leluhur yakni kain tradisional Buton.

"Bantuan ini kita harapkan bisa mendukung perkembangan industri kecil. Termasuk salah satunya melestarikan kain tradisional Buton,"kata Fajar Ishak.

Pelaku IKM di Kota Baubau yang mendapat bantuan mesin Jahit dan Obras dari melalui Dinas Perindag Sultra

Muslina, salah seorang penerima bantuan mesin jahit menyampaikan terima kasih karena telah memperoleh bantuan mesin jahit.
“Sangat senang karena kita dibantu dengan alat ini. Jadi kita bisa ada kesibukan untuk menambah penghasilan," katanya.

Lurah Wale La Ode Sudarna Daud yang hadir mendampingi warganya menerima bantuan menyampaikan, bantuan seperti ini patut diapresiasi. Pasalnya, ini sangat dibutuhkan masyarakat.(Lipsus)

KENDARI,GAGASSULTRA.COM-Setelah menggelar pasar murah pada 13-21 Maret lalu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menjadwalkan pasar murah pada bulan Ramadhan 1444 H.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra, La Ode Muhammad Fitrah Arsyad mengatakan, pasar murah tersebut dijadwalkan berlangsung dua kali selama bulan Ramadhan 1444 H.

Pasar murah tersebut dijadwalkan kembali digelar pada akhir Maret dan pertengahan April sebelum memasuki Hari Raya Idul Fitri.

Rencananya, pasar murah tersebut digelar pada tanggal 27 hingga 31 Maret 2023. Kemudian pada tanggal 10 sampai 15 April 2023.

"Ini sengaja kita lakukan berkesinambungan untuk intervensi harga yang mulai naik secara fluktuatif," terang La Ode Muhammad Fitrah Arsyad kepada media ini beberpa waktu lalu.

Ia mengungkap, barang yang dijual di pasar murah tersebut terutama beras, minyak goreng, bawang, dan gula.

"Untuk komoditi itu kita jual sesuai harga eceran tertinggi (HET) berdasarkan ketetapan Permendag 57 dan surat edaran Menteri Perdagangan," kata La Ode Muhammad Fitrah Arsyad di ruang kerjanya.

Ia pun mengungkap, pasar murah ini juga merupakan instruksi Gubernur Sultra dalam upaya pengendalian inflasi dan menjelang hari besar keagamaan nasional.

"Ini kegiatan rutin Disperindag Sultra. Ini juga bertepatan dengan tingkat inflasi daerah yang saat ini 6,29," tandasnya.(red)

 KENDARI,GAGASSULTRA.COM - Dalam upaya menekan inflasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar pasar murah pada 13 - 21 Maret 2023.

Pasar murah yang digelar di halaman Kantor Disperindag Sultra ini menggandeng sejumlah distributor kebutuhan pokok dan 2 BUMN untuk memenuhi stok barang yang akan dijual.

"Pasar murah yang kita laksanakan ini dalam rangka pengendalian inflasi. Tingkat inflasi daerah saat ini mencapai 6,29," terang Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sultra, La Ode Muhammad Fitrah Arsyad saat diwawancarai media ini pada Rabu (15/3/2023) pagi.

Fitrah Arsyad mengungkap, dalam pasar murah ini sejumlah bahan pokok dijual terutama difokuskan kepada beras, minyak goreng, bawang, dan gula.

"Untuk komoditi itu kita jual dengan harga eceran tertinggi (HET)," terangnya.

Ia mengatakan, antusias warga dalam pasar murah ini tinggi. Hal itu terlihat dari barang yang dijual selalu habis setiap hari sebelum pasar ditutup.

"Pasar murah kali ini membludak dan di luar perkiraan kami, sehingga kami sampaikan masyarakat yang hendak berbelanja dibatasi belanjanya," kata Fitrah Arsyad.

"Misalnya beras per orang hanya bisa 10 kg, minyak goreng maksimal 2 liter perorang, dan gula pasir 2 kg untuk setiap orang," sambungnya.

- Dorong Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah di Sultra
KENDARI,GAGASSULTRA.COM-Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan Industri kecil dan Menengah (IKM) di Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2023 terus menjadi perhatian pemerintah. Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra, terus melakukan upaya dan langkah-langkah strategis untuk mewujudkannya.

Salah satunya dengan melakukan rapat kordinasi dengan seluruh instansi terkait sehingga mampu memperkuat sinergitas disemua wilayah provinsi Sultra. Kegiatan ini berlangsung di salah satu hotel di Kota kendari, Rabu (08/03/2023).

Kadis Perindag Sultra, H Siti Saleha didampingi peserta rapat kordinasi dari daerah dan akademisi

Kepala Dinas Perindag Sultra, Siti Saleha dalam kegiatan tersebut mengatakan, untuk mendorong dan membangun industri Kecil dan Menengah (IKM) Sultra, pihaknya mulai membangun kordinasi dengan baik dengan seluruh steakholder yang ada. Baik itu, di tingkat pusat, provinsi hingga ke Kabupaten/kota yang ada.

Dikatakan, kordinasi yang dilakukan ini sangatlah penting sehingga pelaku IKM bisa lebih berkembang dan lebih maju lagi sehingga memiliki daya saing yang lebih tinggi. Apalagi, kualitas produksi IKM kedepannya harus lebih meningkat lagi sehingga diharapkan bisa menjadi eksportir.

"Kordinasi ini perlu dimaksimalkan sehingga sinergiras pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penguatan ekonomi melalui pembangunan industri maju, mandiri dan mampu berdaya saing,"kata Sitti Saleha saat memebrikan pengarahan dalam kediatan rakorda.

Peserta rapat kordinasi dari berbagai daerah di Sultra saat mendengarkan pengarahan dari Kadis Perindag Sultra, H Siti Saleha

Pada kesempatan tersebut juga, pihaknya mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten/Kota secepatnnya menindaklanjuti amanat Undang-Undang (UU) No 3 tahun 2014 dan UU No 23 tahun 2014 terkait Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (RPIK). Apalagi, saat ini Pemrov telah menyusun dokumen RPIP Propinsi yang ditetapkan melalui Perda Nomor 15 tahun 2019 tetang rencana pembangunan industri provinsi Sultra tahun 2019-2039.

"Rencana tersebut terbagi dalam tiga tahapan periode pengembangan industri 2019-2023, 2024-2029 terakhir 2030-2039,"jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, dokumen tersebut telah disusun berdasarkan komoditas unggulan Sultra yang telah di kaji dan dianaliasis dengan berbagai pertimbangan umum sehingga diperoleh lima industri unggulan untuk dikembangkan diantaranya Industri pengelolaan Kakao, kelapa terpadu, rumput laut dan perikanan tangkap serta logam dasar.

Untuk itu, dalam pelaksanaanya pada tahap pertama difokuskan pada nilai tambah sumber daya alam (SDA) pada industri hulu, selanjutnya ditahap kedua mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan, penguatan struktur industri dan penguasaan tekonologi dengan dukungan Sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Kadis Perindag Sultra, H Siti Saleha bersama pemateri terdiri dari perwakilan pusat dan akdemisi di Sultra

Selain itu, beberapa upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas pelaku IKM. Mulai dari peningkatan kualitas, kuantitas produk IKM , peningkatan kapasitas secara berkelanjutan sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing dan berujung pada peningkatan kesejahteraan.

Beberapa program dalan meningkatkan daya saing dan produktivitas IKM antara lain bantuan peralatan dan sertifikat halal bagi pelaku IKM.

Kemudian fasilitas dan promosi produk nasional, pendampingan BIMTEK, dan pembinaan kepada pelaku IKM, fasilitasi promosi dan pameran internasional di Trade Expo Internasional.

Langkah ini tentunya sejalan dengan penerapan dari salah satu misi Pemprov Sultra yaitu memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi.(***)

 

Minggu, 12 Maret 2023 16:48

Opini

Kearifan Lokal “Loma atau Huma” Sebagai Penopang Ekonomi Masyarakat Wakatobi Sebuah Kajian Sabuk (Sulepe) Ekonomi

By : Lakbolontio

Wakatobi adalah gugusan kepulauan yang terletak di sebelah tenggara Sulawesi dimana keberadaannya terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko, akronim dari keempat pulau besar Wakatobi disingkat dengan nama WAKATOBI dan mashur dikenal sebagai salah satu surga terumbu karang di Indonesia.

Selain keindahan bawah lautnya yang menakjubkan, Wakatobi juga memiliki kekayaan budaya yang unik, salah satunya adalah keberadaan Loma atau Huma.
Loma atau Huma adalah rumah temporer yang dibangun di atas karang atol di Wakatobi. Tempat ini digunakan oleh para nelayan untuk istirahat dan mengolah hasil tangkapan mereka, terutama ikan kering.

Alat tangkap yang paling umum digunakan dalam budaya Loma atau Huma adalah bubu bambu, yang ditempatkan di sekitar Loma untuk menangkap ikan. Namun, Loma atau Huma bukan hanya sekadar tempat istirahat atau pengolahan ikan kering. Lebih dari itu, Loma atau Huma merupakan cerminan dari kebudayaan dan konservasi alam yang berjalan paralel di Wakatobi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Loma atau Huma dibangun dengan bertiang kayu yang tinggi, sehingga dasar laut di bawahnya tetap menjadi ruang hidup bagi biota laut, dan sirkulasi air normal. Dengan demikian, pembangunan Loma atau Huma tidak merusak lingkungan laut di sekitarnya.

 

Lokal wisdom yang yang menjadi aturan tidak tertulis adalah aturan-aturan adat yang harus diikuti oleh siapa saja yang ingin menggunakan Loma atau Huma sebagai tempat berlindung atau pengolahan ikan kering.
Misalnya, kita tidak boleh naik ke Loma atau Huma jika pemiliknya tidak berada di sana. Kita juga harus menunggu dan meminta izin kepada pemilik sebelum memanfaatkan Loma atau Huma.

Selain itu, semua barang tajam harus dinaikkan lebih dulu ke Loma atau Huma sebelum kita naik ke atasnya, sebagai tanda bahwa kita bermaksud baik dan tidak berniat merusak atau mengambil sesuatu yang tidak seharusnya.

Begitu pula dengan bekal makanan yang kita bawa, harus dibagi dengan pemilik Loma atau Huma sebagai bentuk saling berbagi.
Menurut sejarah, kebudayaan Loma atau Huma ini sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Wakatobi. Mereka mengenal budaya Loma sebagai bagian dari cara hidup mereka yang mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian utama. Selain ikan kering, mereka juga mengolah hasil laut lainnya seperti kerang, cumi-cumi, dan udang.

Loma atau Huma yang terdapat di sekitar Atol Wakatobi, terbuat dari bambu dan kayu sebagai bahan utama. Konstruksinya dibangun di atas karang dan diberi tiang-tiang kayu yang tinggi.
Hal ini dilakukan agar dasar laut di bawahnya tetap menjadi ruang hidup bagi biota laut seperti padang lamun dan sirkulasi air laut yang normal. Selain itu, tiang kayu yang tinggi juga berfungsi sebagai perlindungan dari gelombang laut yang bisa mempengaruhi kestabilan huma atau loma.

Pada awalnya, loma atau huma dibuat sebagai tempat singgah sementara bagi nelayan dan pengolah ikan kering saat mereka berada di laut.
Namun, seiring berjalannya waktu, loma atau huma juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi antara sesama nelayan dan pengolah ikan kering.
Kehadiran loma atau huma juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka yang sedang berada di tengah laut, terutama saat cuaca buruk atau gelombang laut yang cukup tinggi.
Setiap loma atau huma biasanya dimiliki oleh satu keluarga atau beberapa keluarga yang saling terkait. Pemilik loma atau huma juga memiliki aturan-aturan yang harus diikuti oleh pengunjung yang datang ke tempat mereka.

Di dalam loma atau huma, terdapat beberapa alat dan perlengkapan yang digunakan untuk mengolah ikan kering. Salah satunya adalah bubu bambu yang digunakan untuk menangkap ikan secara tradisional.
Setelah ikan ditangkap, mereka kemudian dikeringkan di atas kayu atau bambu yang disusun rapi. Proses pengeringan ikan ini memerlukan waktu yang cukup lama, tergantung pada kondisi cuaca dan kelembapan udara di sekitar loma atau huma.

Selain mengolah ikan kering, keberadaan loma atau huma juga memberikan manfaat bagi konservasi alam di sekitar Atol Wakatobi.
Dengan menggunakan bubu bambu sebagai alat tangkap ikan, nelayan di Wakatobi dapat mengurangi dampak penangkapan ikan yang berlebihan terhadap ekosistem laut di sekitar mereka.

Di sekitar Wakatobi, kegiatan pengolahan ikan kering merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat. Ikan kering yang dihasilkan kemudian dijual ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan diekspor ke luar negeri. Selain itu, kegiatan memancing juga menjadi kegiatan yang populer di sana.

Namun, kegiatan memancing di Wakatobi tidak sembarangan dilakukan. Sebagai kawasan konservasi laut yang dilindungi, terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para nelayan dan wisatawan yang melakukan kegiatan memancing di sana.
Salah satu aturan yang harus dipatuhi adalah tidak memancing di area-area yang dilarang, seperti area-area perlindungan karang dan padang lamun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BBPSPL) Kendari, keberadaan kultur loma atau huma di Wakatobi mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan laut.

Ini dikarenakan kultur loma atau huma mengajarkan nilai-nilai konservasi lingkungan yang sejalan dengan kearifan lokal masyarakat Wakatobi.
Namun, keberadaan kultur loma atau huma juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perubahan iklim yang dapat berdampak pada ekosistem laut di sekitar Wakatobi.
Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan suhu air dan arus laut, yang dapat berdampak pada keanekaragaman hayati di laut. Selain itu, meningkatnya intensitas kegiatan manusia di sekitar Wakatobi juga dapat berdampak pada keseimbangan ekosistem laut di sana.
Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk menjaga keberadaan kultur loma atau huma di sekitar Wakatobi, serta mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya.
Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai program konservasi laut, seperti kampanye kesadaran lingkungan, pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.


Sebagai sebuah kearifan lokal yang telah bertahan selama bertahun-tahun, kultur loma atau huma merupakan warisan budaya yang harus dijaga karena loma atau huma juga merupakan tempat yang penting untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan di Wakatobi. Sebagai rumah singgah pengolahan ikan kering, loma menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat nelayan di daerah ini. Ikan yang ditangkap oleh para nelayan akan diolah menjadi ikan kering yang siap dijual ke pasar lokal.


Kegiatan pengolahan ikan kering di loma juga menghasilkan limbah yang tidak dapat diuraikan oleh lingkungan, sehingga perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Untuk menjaga keberlangsungan loma atau huma sebagai rumah singgah pengolahan ikan kering di Wakatobi, perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal.
Pemerintah dan masyarakat setempat dapat berkolaborasi untuk mempromosikan dan memperkenalkan kebudayaan loma atau huma ke masyarakat luas.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai keberadaan loma atau huma dan berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan sumber daya ikan dan lingkungan di Wakatobi.


Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh loma atau huma. Pemerintah dapat mengembangkan program dan kebijakan yang berfokus pada pelestarian lingkungan laut dan karang di sekitar Wakatobi. Masyarakat nelayan juga dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan sumber daya ikan yang ada di sekitar loma atau huma.(***)

 

Kota Kendari Raih Empat Emas

KENDARI,GAGASSULTRA.COM - Memasuki hari kedua Kejuaraan panahan Piala Gubernur Sultra dan Piala Bepeka Archery 2023, para atlet Panahan saling unjuk gigi menorehkan medali untuk club nya. Sabtu (11/3/2023).

Meski diwarnai cuaca hujan yang membasahi lapangan Benu benua Kota Kendari, dimana venue panahan ini dilaksanakan, tak menyurutkan semangat para pemanah.

Berikut perolehan medali yang diraih oleh beberapa club pada kelas standar nasional U15 putra putri, standar nasional U12 putra putri, standar nasional umum putra putri, compound 40+ dan recurve putra.

Perpani Kota Kendari (PKK), memboyong 4 medali emas,
Orchid Archery (OA) 2 medali emas, 1 medali perak,
KLU Perpani (Kab. Kolaka Utara) 2 medali emas, 1 medali perunggu,
Bombana Archery (BA) 2 medali emas,Makassar Archery Club (MAC) 2 medali emas,Perpani Kab. Kolaka (PK) 2 perak, 4 perunggu,
Celebes Archery (CA), 2 perak, PPS PPLP (Sulawesi Selatan) 1 emas, 1 perak, Qurattu'ain Archery School (QA) 1 perunggu, Perpani Kota Baubau, 1 emas dan 1 perak.

Gubernur Sultra - AJP apresiasi Kejuaraan panahan di Sultra

Gubernur Sultra, Ali Mazi, SH saat membuka kejuaraan panahan 

Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, SH bersama Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI DR Agus Joko Pramono menghadiri dan membuka kejuaraan Panahan Piala Gubernur Sultra dan Piala Bepeka Archery Indonesia (BAI).

Pembukaan iven skala daerah yang beraroma kejuaraan nasional tersebut ditandai dengan penarikan anak panah Gubernur Ali Mazi dan Ketua Dewan Pembina (BAI) Agus Joko Pramono yang akrab disapa Pak AJP.

Ali Mazi dan AJP mengapresiasi penyelenggaraan iven yang diikuti 223 pemanah.

AJP mengharapkan pemangku kepentingan dan penggiat olahraga panahan mendukung dan terus berikhtiar melakukan pembinaan.

"Atlet panahan dunia akan lahir dari iven-iven daerah seperti ini. Semua akan terwujud bila mendapat dukungan dari para pihak," kata AJP yang juga Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Gubernur Ali Mazi mengatakan pemerintah daerah dan pihak swasta patut mendukung pembinaan atlet olahraga.

"Saya kaget melihat animo anak-anak usia dini berlatih memanah. Makanya kita harus dukung iven-iven seperti ini," kata Ali Mazi.(***)

Minggu, 12 Maret 2023 14:22

Umar Samiun Hebohkan Pasar Wameo

- Kembali Berbagi Rezeki dengan Pedagang dan Pengunjung
Laporan : Hasrin Ilmi
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM-Sosok Samsu Umar Abdul Samiun, SH yang biasa disapa dengan Umar Samiun terus menunjukan eksitensinya dimanapun berada. Setelah menghebohkan Kota Kendari dengan membagi rezeki disejumlah pasar, minggu (12/03/2023) kembali menghebohkan pasar Wameo Kota Baubau.

Ketua Pimpinan Daerah Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali berbagi di kampung halamannya, Kota Baubau. Bukan hanya pedagang, namun hampir semua pengunjung pasar tidak luput kecipratan rezeki Rp 50 ribu perorang.

Seperti di pasar-pasar sebelumnya, Umar Samiun mendatangi satu-persatu para pedagang kemudian memberikan uang Rp 50 ribu sembari mengambil satu biji jualan yang tertumpuk rapi di lapak seperti bawang, tomat dan cabe.

Begitu juga ketika Umar Samiun berada di pasar ikan. Ia hanya mengambil satu ekor ikan teri dan kembung kemudian memberi uang Rp 50 ribu kepada pedagang tanpa mengambil uang kembali. Bagi pedagang ikan besar seperti cekalang, tuna dan lainnya, itu hanya diberi uang tunai.

Umar Samiun saat ditengah pedagang dan pengunjung Pasar Wameo Kota Baubau saat berbagi rezeki

Tak hanya pedagang, para pengunjung pasar, pengendara dan siapa saja yang ada disitu juga ikut kebagian rezki. Tak ingin ketinggalan, warga lainya mulai mendekati Umar Samiun. Mereka tak ingin ketinggalan momen itu. Akibatnya, suasana pasar semakin sesak lantaran berdesakan.

Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, Umar Samiun akhirnya keluar meninggalkan pasar ikan menuju parkiran. Namun warga yang penasaran masih terus mengikuti politisi Sultra itu.

"Saya tidak mau ambil uangnya, saya hanya mau berfoto saja," tutur salah satu pengunjung pasar sembari merekam semua momen dengan handphone nya.

Banyaknya warga yang berdesakan membuat Umar Samiun terpaksa melepaskan tumpukan uang di tangannya ke udara. Warga pun berebut. Dengan begitu Umar Samiun lolos dari desakan warga yang terus mengikuti.

Kendati begitu, warga masih terus mengikuti pengusaha itu hingga ke parkiran. Tak ingin mengecewakan warga, Umar Samiun kemudian kembali membagikan lembaran demi lembaran itu. Satu persatu warga diberi uang tunai. Bahkan ketika telah berada di dalam mobil, warga masih terus mengejar.

"Selama ini kita hanya lihat di FB (Facebook) dengan WA dia (Umar Samiun) bagi-bagi uang di Kendari. Sekarang kita lihat langsung. Ternyata begini kalau aslinya," ungkap salah satu pengunjung pasar, Mila.

Namun dirinya mengaku tak mendapat pembagian uang itu. Ia hanya bisa mengabadikan momen itu melalui handphone miliknya.
"Bagaimana kita mau dapat kalau kerumunan orang seperti itu. Biar mi saya lihat-lihat saja," ucap wanita berhijab itu.

Sebelumnya, pengurus PKN Kota Baubau, Gunardih Eshaya mengaku bila sejak dulu sosok Umar Samiun dikenal suka berbagi. Karakter itu melekat sejak Umar Samiun masih menjabat sebagai ketua DPRD Buton hingga menjadi Bupati Buton sampai sekarang ini.

Kendati begitu, politisi yang juga jurnalis itu tak menafikan bila aksi berbagi itu selalu menjadi kontra versi ditengah masyarakat apalagi politisi.
"Tapi dibalik itu, niat tulus Umar Samiun untuk berbagi rezeki kepada siapapun, itu patut juga kita hargai. Karena bukan nanti di momen tertentu atau momen politik saja beliau berbagi. Ketika ada rezeki beliau pasti menyisipkan kepada mereka yang membutuhkan," beber Gunar sapaan karib Gunardih Eshaya.

Aksi bagi-bagi rezeki Umar Samiun itu sempat membuat kemacetan panjang. Banyaknya warga yang terus mengejar untuk mendapatkan uang membuat pengendara lain yang berlawanan arus harus menepi. Akibatnya jalan semakin sempit. Sementara pengendara yang ada dibelakang mobil Umar Samiun juga tak bisa mendahului.(***)

Pencarian