Opini

Opini (1)

Oleh : Adjie Alfaraby, Direktur LSI Denny JA.

Kurang dari dua hari lagi, tepatnya Selasa, 10 Juni 2025, kepemimpinan duet Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka, S.E., M.M. (ASR) dan Ir. Hugua (Hugua), akan genap 100 hari.

Kemenangan telak mereka dalam Pilkada Sulawesi Tenggara 2024 dengan raihan 52,39% suara bukan sekadar angka statistik.

Itu adalah cermin dari besarnya ekspektasi rakyat terhadap perubahan nyata di Bumi Anoa.

Di tengah kekecewaan publik atas kesenjangan antara potensi sumber daya alam dan kesejahteraan rakyat, sosok ASR-Hugua hadir membawa semangat baru.

Semangat yang selama masa kampanye digelorakan dengan slogan “Pemimpin Bersih, Rakyat Sejahtera”.

Di balik angka kemenangan tersebut, tersembunyi harapan kolektif masyarakat Sultra yaitu hadirnya pemimpin yang bersih, tegas, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Dan kini setelah kurang lebih 100 hari menjabat, saatnya tagline dan semangat tersebut diuji oleh publik.

Tancap Gas Sejak Hari Pertama: Visi "Sultra Maju, Berdaya, dan Berkah"

Tepat 20 Februari 2025 lalu, ASR-Hugua resmi dilantik dan langsung tancap gas. Tak ada waktu terbuang dalam perdebatan simbolik atau retorika elitis. Komitmen mereka terlihat jelas dalam rapat Paripurna DPRD awal Maret 2025, di mana ASR menyampaikan secara resmi 39 program unggulan mereka.

Program-program ini menjadi bagian integral dari strategi 100 hari kerja pertama untuk mewujudkan visi besar “Sultra Maju, Berdaya, dan Berkah”.

Yang patut diapresiasi, komitmen itu tak berhenti di panggung politik. Dalam perjalanan 100 hari pertama ini, sebagian besar program tersebut sudah mulai dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini membuktikan bahwa program 100 hari pemerintahan ASR-Hugua tak hanya lip service belaka.

Program Unggulan yang Menyentuh Langsung Kebutuhan Rakyat

Beberapa program unggulan yang menjadi sorotan publik dan telah diimplementasikan dalam 100 hari ini antara lain:

Beasiswa Generasi Sultra: Program ini secara masif membuka pendaftaran bagi ribuan mahasiswa aktif dari jenjang S1 hingga S3 yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Bahkan, bagi mereka yang memiliki hasil tes IQ minimal 120, telah dibuka kesempatan beasiswa untuk pendidikan baik di dalam maupun luar negeri.

Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025 lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) bahkan telah menyerahkan beasiswa pendidikan kepada pelajar mulai dari jenjang sekolah menengah atas (SMA) hingga program doktoral (S3).

"Penggaris" (Perlengkapan dan Seragam Sekolah Gratis): Program ini diperuntukkan bagi pelajar SMA/SMK, memastikan setiap anak memiliki sarana belajar yang memadai.

Asuransi Kesehatan Gratis: Memastikan akses layanan kesehatan yang lebih merata bagi masyarakat Sultra.

Layanan Ambulans Darat dan Laut Gratis: Dirancang untuk menjangkau langsung kebutuhan dasar masyarakat, terutama di wilayah kepulauan dan terpencil.

Di sektor ketenagakerjaan, demi mendorong ekonomi daerah dan mengurangi tingkat pengangguran, serta menjembatani pencari kerja dan dunia usaha, pemerintahan ASR-Hugua memfasilitasi kegiatan Job Fair yang telah dilangsungkan pada akhir April 2025 lalu.

Sektor pertanian dan perikanan juga tak luput dari perhatian. Penyaluran distribusi pupuk bersubsidi secara masif untuk peningkatan produksi komoditas strategis, serta fasilitas perikanan seperti revitalisasi dermaga pendaratan ikan di Kendari, telah dituntaskan dalam 100 hari kerja.

Sementara itu, program “Jamaah” (Jalan Mulus Antar Wilayah) juga telah dimulai dengan perbaikan konektivitas antar kabupaten yang selama ini menjadi keluhan masyarakat dan pelaku ekonomi lokal.

Tata Kelola Pemerintahan Bersih dan Berintegritas

Dalam aspek tata kelola pemerintahan, sejak hari pertama, ASR-Hugua membuktikan bahwa mereka serius menjaga marwah kepemimpinan yang bersih. Salah satu pencapaian penting yang layak digarisbawahi adalah perubahan budaya birokrasi.

ASR-Hugua menandatangani pakta integritas dengan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan menyusun perjanjian kinerja sebagai instrumen pengawasan. Ini adalah langkah strategis yang jarang dilakukan secara serius oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

Pendekatan ini menandakan bahwa Sulawesi Tenggara tidak lagi hanya dibangun dari atas ke bawah, tetapi dengan prinsip kolaboratif dan akuntabilitas. Pemerintahan yang mereka bangun tidak ingin sekadar responsif, tetapi juga antisipatif terhadap tantangan jangka menengah dan panjang.

Dan yang lebih penting lagi adalah mereka menyadari bahwa pemerintahan yang bersih adalah salah satu kunci utama untuk menjaga wibawa pemerintahan dan kepercayaan publik.

Meski baru seumur jagung, gebrakan program dalam 100 hari pemerintahan ASR-Hugua telah menunjukkan komitmen, kerja cepat, dan tentunya arah kemajuan yang nyata.

ASR-Hugua bukan hanya membawa semangat perubahan, mereka membuktikan bahwa perubahan itu bisa dimulai sekarang, dengan perencanaan matang, keberanian mengambil keputusan, dan kemauan mendengar rakyat. Mereka menjaga harapan publik, dengan kehadiran nyata pemerintahan dalam bentuk program yang populis.

100 hari hanyalah langkah awal. Dalam politik pasca-pemilu, kita mengenal istilah bulan madu politik (political honeymoon). Istilah ini mengacu pada periode di mana publik, terutama pemilihnya, cenderung memberikan toleransi, ekspektasi positif, dan dukungan tinggi terhadap kepemimpinannya, bahkan jika belum ada hasil yang konkret yang tampak.

Namun, masa bulan madu tentu ada batasnya. Sejarah menunjukkan bahwa rata-rata masa bulan madu pemimpin hanya berlangsung 6-12 bulan pertama sebuah pemerintahan. Setelah itu, kepercayaan dan harapan harus dibayar tunai dengan hasil. Bila tidak, dukungan akan cepat memudar.

Belajar dari pengalaman semua pemerintahan, pasca 100 hari, tantangan akan berbeda. Persoalan-persoalan klasik pemerintahan akan bermunculan. Masalah budaya birokrasi, sinergitas antar sektor, antar lintas pemerintahan (provinsi dan kabupaten/kota) bisa menjadi kendala dan membuat program terhambat.

Bahkan tantangan fiskal dan keterbatasan anggaran di tengah komitmen efisiensi anggaran pemerintah pusat, juga akan menguji sejauh mana janji kampanye bisa direalisasikan secara berkelanjutan.

Tentunya semua persoalan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahan sebelumnya, tak akan terjawab dalam 100 hari pertama.

Setidaknya publik bisa melihat secercah harapan bahwa pemerintahan bisa hadir dan bekerja tanpa harus menunggu lima tahun untuk menunjukkan hasilnya.

Sulawesi Tenggara sedang bergerak. Dan dalam pergerakan ini, ASR dan Hugua memulai dengan langkah yang pasti. 100 hari yang bukan hanya kerja, tapi juga fondasi untuk lima tahun pemerintahan mereka.(***) 

 

 

 

Pencarian