Kearifan Lokal “Loma atau Huma” Sebagai Penopang Ekonomi Masyarakat Wakatobi Sebuah Kajian Sabuk (Sulepe) Ekonomi
By : Lakbolontio
Wakatobi adalah gugusan kepulauan yang terletak di sebelah tenggara Sulawesi dimana keberadaannya terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko, akronim dari keempat pulau besar Wakatobi disingkat dengan nama WAKATOBI dan mashur dikenal sebagai salah satu surga terumbu karang di Indonesia.
Selain keindahan bawah lautnya yang menakjubkan, Wakatobi juga memiliki kekayaan budaya yang unik, salah satunya adalah keberadaan Loma atau Huma.
Loma atau Huma adalah rumah temporer yang dibangun di atas karang atol di Wakatobi. Tempat ini digunakan oleh para nelayan untuk istirahat dan mengolah hasil tangkapan mereka, terutama ikan kering.
Alat tangkap yang paling umum digunakan dalam budaya Loma atau Huma adalah bubu bambu, yang ditempatkan di sekitar Loma untuk menangkap ikan. Namun, Loma atau Huma bukan hanya sekadar tempat istirahat atau pengolahan ikan kering. Lebih dari itu, Loma atau Huma merupakan cerminan dari kebudayaan dan konservasi alam yang berjalan paralel di Wakatobi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Loma atau Huma dibangun dengan bertiang kayu yang tinggi, sehingga dasar laut di bawahnya tetap menjadi ruang hidup bagi biota laut, dan sirkulasi air normal. Dengan demikian, pembangunan Loma atau Huma tidak merusak lingkungan laut di sekitarnya.
Lokal wisdom yang yang menjadi aturan tidak tertulis adalah aturan-aturan adat yang harus diikuti oleh siapa saja yang ingin menggunakan Loma atau Huma sebagai tempat berlindung atau pengolahan ikan kering.
Misalnya, kita tidak boleh naik ke Loma atau Huma jika pemiliknya tidak berada di sana. Kita juga harus menunggu dan meminta izin kepada pemilik sebelum memanfaatkan Loma atau Huma.
Selain itu, semua barang tajam harus dinaikkan lebih dulu ke Loma atau Huma sebelum kita naik ke atasnya, sebagai tanda bahwa kita bermaksud baik dan tidak berniat merusak atau mengambil sesuatu yang tidak seharusnya.
Begitu pula dengan bekal makanan yang kita bawa, harus dibagi dengan pemilik Loma atau Huma sebagai bentuk saling berbagi.
Menurut sejarah, kebudayaan Loma atau Huma ini sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Wakatobi. Mereka mengenal budaya Loma sebagai bagian dari cara hidup mereka yang mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian utama. Selain ikan kering, mereka juga mengolah hasil laut lainnya seperti kerang, cumi-cumi, dan udang.
Loma atau Huma yang terdapat di sekitar Atol Wakatobi, terbuat dari bambu dan kayu sebagai bahan utama. Konstruksinya dibangun di atas karang dan diberi tiang-tiang kayu yang tinggi.
Hal ini dilakukan agar dasar laut di bawahnya tetap menjadi ruang hidup bagi biota laut seperti padang lamun dan sirkulasi air laut yang normal. Selain itu, tiang kayu yang tinggi juga berfungsi sebagai perlindungan dari gelombang laut yang bisa mempengaruhi kestabilan huma atau loma.
Pada awalnya, loma atau huma dibuat sebagai tempat singgah sementara bagi nelayan dan pengolah ikan kering saat mereka berada di laut.
Namun, seiring berjalannya waktu, loma atau huma juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi antara sesama nelayan dan pengolah ikan kering.
Kehadiran loma atau huma juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka yang sedang berada di tengah laut, terutama saat cuaca buruk atau gelombang laut yang cukup tinggi.
Setiap loma atau huma biasanya dimiliki oleh satu keluarga atau beberapa keluarga yang saling terkait. Pemilik loma atau huma juga memiliki aturan-aturan yang harus diikuti oleh pengunjung yang datang ke tempat mereka.
Di dalam loma atau huma, terdapat beberapa alat dan perlengkapan yang digunakan untuk mengolah ikan kering. Salah satunya adalah bubu bambu yang digunakan untuk menangkap ikan secara tradisional.
Setelah ikan ditangkap, mereka kemudian dikeringkan di atas kayu atau bambu yang disusun rapi. Proses pengeringan ikan ini memerlukan waktu yang cukup lama, tergantung pada kondisi cuaca dan kelembapan udara di sekitar loma atau huma.
Selain mengolah ikan kering, keberadaan loma atau huma juga memberikan manfaat bagi konservasi alam di sekitar Atol Wakatobi.
Dengan menggunakan bubu bambu sebagai alat tangkap ikan, nelayan di Wakatobi dapat mengurangi dampak penangkapan ikan yang berlebihan terhadap ekosistem laut di sekitar mereka.
Di sekitar Wakatobi, kegiatan pengolahan ikan kering merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat. Ikan kering yang dihasilkan kemudian dijual ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan diekspor ke luar negeri. Selain itu, kegiatan memancing juga menjadi kegiatan yang populer di sana.
Namun, kegiatan memancing di Wakatobi tidak sembarangan dilakukan. Sebagai kawasan konservasi laut yang dilindungi, terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para nelayan dan wisatawan yang melakukan kegiatan memancing di sana.
Salah satu aturan yang harus dipatuhi adalah tidak memancing di area-area yang dilarang, seperti area-area perlindungan karang dan padang lamun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BBPSPL) Kendari, keberadaan kultur loma atau huma di Wakatobi mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan laut.
Ini dikarenakan kultur loma atau huma mengajarkan nilai-nilai konservasi lingkungan yang sejalan dengan kearifan lokal masyarakat Wakatobi.
Namun, keberadaan kultur loma atau huma juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perubahan iklim yang dapat berdampak pada ekosistem laut di sekitar Wakatobi.
Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan suhu air dan arus laut, yang dapat berdampak pada keanekaragaman hayati di laut. Selain itu, meningkatnya intensitas kegiatan manusia di sekitar Wakatobi juga dapat berdampak pada keseimbangan ekosistem laut di sana.
Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk menjaga keberadaan kultur loma atau huma di sekitar Wakatobi, serta mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya.
Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai program konservasi laut, seperti kampanye kesadaran lingkungan, pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Sebagai sebuah kearifan lokal yang telah bertahan selama bertahun-tahun, kultur loma atau huma merupakan warisan budaya yang harus dijaga karena loma atau huma juga merupakan tempat yang penting untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan di Wakatobi. Sebagai rumah singgah pengolahan ikan kering, loma menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat nelayan di daerah ini. Ikan yang ditangkap oleh para nelayan akan diolah menjadi ikan kering yang siap dijual ke pasar lokal.
Kegiatan pengolahan ikan kering di loma juga menghasilkan limbah yang tidak dapat diuraikan oleh lingkungan, sehingga perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Untuk menjaga keberlangsungan loma atau huma sebagai rumah singgah pengolahan ikan kering di Wakatobi, perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal.
Pemerintah dan masyarakat setempat dapat berkolaborasi untuk mempromosikan dan memperkenalkan kebudayaan loma atau huma ke masyarakat luas.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai keberadaan loma atau huma dan berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan sumber daya ikan dan lingkungan di Wakatobi.
Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh loma atau huma. Pemerintah dapat mengembangkan program dan kebijakan yang berfokus pada pelestarian lingkungan laut dan karang di sekitar Wakatobi. Masyarakat nelayan juga dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan sumber daya ikan yang ada di sekitar loma atau huma.(***)
Kota Kendari Raih Empat Emas
KENDARI,GAGASSULTRA.COM - Memasuki hari kedua Kejuaraan panahan Piala Gubernur Sultra dan Piala Bepeka Archery 2023, para atlet Panahan saling unjuk gigi menorehkan medali untuk club nya. Sabtu (11/3/2023).
Meski diwarnai cuaca hujan yang membasahi lapangan Benu benua Kota Kendari, dimana venue panahan ini dilaksanakan, tak menyurutkan semangat para pemanah.
Berikut perolehan medali yang diraih oleh beberapa club pada kelas standar nasional U15 putra putri, standar nasional U12 putra putri, standar nasional umum putra putri, compound 40+ dan recurve putra.
Perpani Kota Kendari (PKK), memboyong 4 medali emas,
Orchid Archery (OA) 2 medali emas, 1 medali perak,
KLU Perpani (Kab. Kolaka Utara) 2 medali emas, 1 medali perunggu,
Bombana Archery (BA) 2 medali emas,Makassar Archery Club (MAC) 2 medali emas,Perpani Kab. Kolaka (PK) 2 perak, 4 perunggu,
Celebes Archery (CA), 2 perak, PPS PPLP (Sulawesi Selatan) 1 emas, 1 perak, Qurattu'ain Archery School (QA) 1 perunggu, Perpani Kota Baubau, 1 emas dan 1 perak.
Gubernur Sultra - AJP apresiasi Kejuaraan panahan di Sultra
Gubernur Sultra, Ali Mazi, SH saat membuka kejuaraan panahan
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, SH bersama Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI DR Agus Joko Pramono menghadiri dan membuka kejuaraan Panahan Piala Gubernur Sultra dan Piala Bepeka Archery Indonesia (BAI).
Pembukaan iven skala daerah yang beraroma kejuaraan nasional tersebut ditandai dengan penarikan anak panah Gubernur Ali Mazi dan Ketua Dewan Pembina (BAI) Agus Joko Pramono yang akrab disapa Pak AJP.
Ali Mazi dan AJP mengapresiasi penyelenggaraan iven yang diikuti 223 pemanah.
AJP mengharapkan pemangku kepentingan dan penggiat olahraga panahan mendukung dan terus berikhtiar melakukan pembinaan.
"Atlet panahan dunia akan lahir dari iven-iven daerah seperti ini. Semua akan terwujud bila mendapat dukungan dari para pihak," kata AJP yang juga Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Gubernur Ali Mazi mengatakan pemerintah daerah dan pihak swasta patut mendukung pembinaan atlet olahraga.
"Saya kaget melihat animo anak-anak usia dini berlatih memanah. Makanya kita harus dukung iven-iven seperti ini," kata Ali Mazi.(***)
- Kembali Berbagi Rezeki dengan Pedagang dan Pengunjung
Laporan : Hasrin Ilmi
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM-Sosok Samsu Umar Abdul Samiun, SH yang biasa disapa dengan Umar Samiun terus menunjukan eksitensinya dimanapun berada. Setelah menghebohkan Kota Kendari dengan membagi rezeki disejumlah pasar, minggu (12/03/2023) kembali menghebohkan pasar Wameo Kota Baubau.
Ketua Pimpinan Daerah Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali berbagi di kampung halamannya, Kota Baubau. Bukan hanya pedagang, namun hampir semua pengunjung pasar tidak luput kecipratan rezeki Rp 50 ribu perorang.
Seperti di pasar-pasar sebelumnya, Umar Samiun mendatangi satu-persatu para pedagang kemudian memberikan uang Rp 50 ribu sembari mengambil satu biji jualan yang tertumpuk rapi di lapak seperti bawang, tomat dan cabe.
Begitu juga ketika Umar Samiun berada di pasar ikan. Ia hanya mengambil satu ekor ikan teri dan kembung kemudian memberi uang Rp 50 ribu kepada pedagang tanpa mengambil uang kembali. Bagi pedagang ikan besar seperti cekalang, tuna dan lainnya, itu hanya diberi uang tunai.
Umar Samiun saat ditengah pedagang dan pengunjung Pasar Wameo Kota Baubau saat berbagi rezeki
Tak hanya pedagang, para pengunjung pasar, pengendara dan siapa saja yang ada disitu juga ikut kebagian rezki. Tak ingin ketinggalan, warga lainya mulai mendekati Umar Samiun. Mereka tak ingin ketinggalan momen itu. Akibatnya, suasana pasar semakin sesak lantaran berdesakan.
Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, Umar Samiun akhirnya keluar meninggalkan pasar ikan menuju parkiran. Namun warga yang penasaran masih terus mengikuti politisi Sultra itu.
"Saya tidak mau ambil uangnya, saya hanya mau berfoto saja," tutur salah satu pengunjung pasar sembari merekam semua momen dengan handphone nya.
Banyaknya warga yang berdesakan membuat Umar Samiun terpaksa melepaskan tumpukan uang di tangannya ke udara. Warga pun berebut. Dengan begitu Umar Samiun lolos dari desakan warga yang terus mengikuti.
Kendati begitu, warga masih terus mengikuti pengusaha itu hingga ke parkiran. Tak ingin mengecewakan warga, Umar Samiun kemudian kembali membagikan lembaran demi lembaran itu. Satu persatu warga diberi uang tunai. Bahkan ketika telah berada di dalam mobil, warga masih terus mengejar.
"Selama ini kita hanya lihat di FB (Facebook) dengan WA dia (Umar Samiun) bagi-bagi uang di Kendari. Sekarang kita lihat langsung. Ternyata begini kalau aslinya," ungkap salah satu pengunjung pasar, Mila.
Namun dirinya mengaku tak mendapat pembagian uang itu. Ia hanya bisa mengabadikan momen itu melalui handphone miliknya.
"Bagaimana kita mau dapat kalau kerumunan orang seperti itu. Biar mi saya lihat-lihat saja," ucap wanita berhijab itu.
Sebelumnya, pengurus PKN Kota Baubau, Gunardih Eshaya mengaku bila sejak dulu sosok Umar Samiun dikenal suka berbagi. Karakter itu melekat sejak Umar Samiun masih menjabat sebagai ketua DPRD Buton hingga menjadi Bupati Buton sampai sekarang ini.
Kendati begitu, politisi yang juga jurnalis itu tak menafikan bila aksi berbagi itu selalu menjadi kontra versi ditengah masyarakat apalagi politisi.
"Tapi dibalik itu, niat tulus Umar Samiun untuk berbagi rezeki kepada siapapun, itu patut juga kita hargai. Karena bukan nanti di momen tertentu atau momen politik saja beliau berbagi. Ketika ada rezeki beliau pasti menyisipkan kepada mereka yang membutuhkan," beber Gunar sapaan karib Gunardih Eshaya.
Aksi bagi-bagi rezeki Umar Samiun itu sempat membuat kemacetan panjang. Banyaknya warga yang terus mengejar untuk mendapatkan uang membuat pengendara lain yang berlawanan arus harus menepi. Akibatnya jalan semakin sempit. Sementara pengendara yang ada dibelakang mobil Umar Samiun juga tak bisa mendahului.(***)
Pemilu di Pusara Pemilih Pemula
Penulis: Deni Djohan, S.Sos
Pemilu maupun Pillkada merupakan sarana bagi negara penganut sitem demokrasi dalam mencari pemimpin. Indonesia adalah satu dari ratusan negara yang menganut sistem demokrasi tersebut.
Dalam catatan sejarah, Indonesia telah melaksanakan beberapa kali Pemilu. Pelaksanaannya pun dilakukan secara berbeda yakni secara langsung dan tidak langsung. Sejarah mencatat Pemilu dimulai para tanggal 29 September 1955.
Pada tahun itu, pesta demokrasi tersebut dilaksanakan dua kali yakni, 29 september dan 15 desember 1955. Kemudian dilanjutkan kembali pada tahun 1971, 1977, 1997, 1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019.
Ditanggal 29 September 1955, pelaksanan Pemilu bertujuan memilih anggota-anggota DPR. Sedang pada 15 Desember 1955 memilih anggota-anggota Dewan Konstituante. Saat itu, Pemilu menggunakan sistem proposional atau sistem berimbang yang berdasar pada Undang-undang Nomor: 7 tahun 1953.
Seiring perkembangannya, Negara terus melakukan pembenahan dengan tujuan menciptakan sistem demokrasi lebih baik. Tentu semua upaya itu tak terlepas pada revisi atau perubahan Undang-undang Pemilihan Umum.
Pada era reformasi ini, sistem kepemiluan kita mengacu pada Undang-undang Nomor: 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Sebanyak 573 Pasal tercatat pada Uu ini, termasuk jaminan hak kepada pemilih pemula. Dalam ketentuannya, yang dimaksud pemilih pemula adalah warga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.
Pilih pemula kini menjadi target para politisi dalam mendulang suara. Tak hanya pada tingkat lokal saja, kecenderungan menarik perhatian pemilih pemula juga dilakukan para politisi tingkat Nasional.
Cara untuk menarik perhatian para pemilih milenial ini juga unik karena disesuaikan dengan tren kekinian. Misalnya mengisi konten kreatif diaplikasi media sosial seperti, Tiktok, Instagram, whatsapp, Youtube dan Facebook.
Sebut saja presiden' RI, Joko Widodo yang ngetiktok pada acara kenegaraan jelang pemilu 2019 lalu. Bahkan mengundang Youtubers muda yang terkenal tajir di Istana, Ata Halilintar. Semua dilakukan untuk menarik perhatian publik tak terkecuali para kaum milenial.
Secara psikologis, Pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang-orang tua pada umumnya. Pemilih pemula cenderung kritis, mandiri, independen, anti status quo atau tidak puas dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya. Karateristik itu cukup kondusif untuk membangun komunitas pemilih cerdas dalam pemilu yakni pemilih yang memiliki pertimbangan rasional dalam menentukan pilihannya. Misalnya karena integritas tokoh yang dicalonkan partai politik, track record atau program kerja yang ditawarkan.
Meski cenderung kritis, mandiri dan independen, pemilih pemula masih tergolong labil karena minimnya pengetahuan mereka berbagai hal terkait pemilu. Misalnya untuk apa pemilu diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu, siapa saja yang boleh ikut serta dalam pemilu, bagaimana tata cara menggunakan hak pilih dalam pemilu dan sebagainya. Pertanyaan itu penting diajukan agar Pemilih Pemula menjadi pemilih cerdas dalam menentukan pilihan politiknya di setiap pemilu.
Selain itu, masalah paling krusial berkaitan dengan minimnya partisipasi pemilih pemula dalam pemilu. Berdasarkan hasil survei organisasi partisipasi pemilu, Jeune & Raccord (J&R), potensi golput atau tidak memilih di kalangan milenial pada pemilu presiden 2019 mencapai lebih dari 40 persen. Survei itu melibatkan 1.200 responden di seluruh provinsi Indonesia pada 10-16 Maret 2019 dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen.
Hal ini yang kemudian menjadi tantangan serta tanggungjawab semua pihak dalam menciptakan sistem demokrasi di Indonesia yang sehat. Dimana salah satu syaratnya yaitu partisipasi aktif dari warga Negara termasuk para pemilih pemula.
Caranya, mensosialisasikan kepada pemilih pemula agar mengambil andil dalam pesta demokrasi ini. Menyampaikan segala informasi pemilu baik itu secara langsung atau melalui konten kreatif di media sosial.
Beragam Karakter Pemilih Dalam Pesta Demokrasi
Penulis: Laode Ismail, S.H
Bila tidak ada arah melintang, indonesia bakal kembali mengelar Pemilu
serentak ditahun 2024 mendatang, yang akan mencari pemimpin yang
diimpikan oleh masyarakat indonesia secara umum, namun terlepas dari
semua itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) dituntut untuk berkerja keras dalam mengsukseskan hajatan
lima (5) tahun sekali itu.
Agenda 2024 mendatang mempunyai problem yang sama dari Pemilu
sebelumnya, dimana karakter pemilih di Masyarakat begitu beragam
hingga yang ditakutkan adalah money politik yang sudah berjamur
disetiap daerah, namun Rakyat Indonesia diharapkan agar dapat menilai
dan memilih mana saja figur yang tidak mengunakan cara cara licik,
guna melahirkan wakil Rakyat yang Jujur, Adil dan Amanah.
Dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat adalah Negara Demokrasi yang
berarti adanya pemilu yang cikal bakal kunci suksesnya negara
Indonesia dalam mengelar pesta demokrasi secara terbuka yang berbeda
dari negara manapun, yang lahir dari tangan dan pikiran para tokoh
bangsa ini.
Mewujudkan perbaikan dalam pemilu itu bukan sekedar sistemnya saja,
akan tetapi cara pemilih dalam memilih pemimpin juga harus diperbaiki.
pemilih yang bijak harus memikirkan nasib bangsa kedepannya, sebab
membenahi bumi pertiwi ini merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat
Indonesia tanpa terkecuali.
berbicara tentang karakter pemilih disemua wilayah indonesia dalam
pemilihan umum (pemilu) mendatang dapat terbagi berbagai golongan yang
bisa dipetakan bersama mulai dari pusat sampai kedaerah dari sabang
sampai merauke.
Pertama pemilih cerdas atau pemilih rasional yang notabennya gagasan
dan ide ide brilian yang ditawarkan serta rekam jejak sesorang, bahkan
ada juga program kerja yang lebih rasional dijanjikannya kepada
Masyarakat.
Selanjutnya pemilih Fanatik adalah pemilih yang hanyut oleh hal hal
yang dilihat kasat mata, olehnya itu pemilih fanatik dipastikan mudah
dibodohi dengan bualan politik serta pencitraan, sehingga pemilih
fanatik tidak peduli diluar pikirannya itu.
Sedangkan pemilih Familiar dimata Masyarakat adalah pemilih yang
melihat seseorang yang lahir dari dunia infotainment contohnya artis
sinetron, penyanyi, selegram, pesulap bahkan dari olahragawan.
Terakhir adalah pemilih uang atau yang disebut money politik, yang
merupakan karakter yang sudah tumbuh diberbagai tanah air kita,
sehingga harus dihilangkan dalam konteks pesta demokrasi mendatang
agar terciptanya pemilihan umum (Pemilu) yang berkualitas.
Olehnya itu, dalam menyambut pemilihan umum 2024 nanti mulai detik ini
harus sudah tertanam dalam jiwa rakyat indonesia untuk menciptakan
pemilihan umum (pemilu) yang baik, agar hasil dari pemilu tersebut
membuahkan hasil yang baik pula, sehingga negara indonesia yang kita
bangakan dipimpin oleh orang orang yang amanah dan baik.*
- Umar Samiun : Target Kita 12-13 Kursi di DPRD Sultra
KENDARI,GAGASSULTRA.COM - Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mematangkan persiapan menuju Pemilihan Legislatif. Persiapan ini tidak lepas dari ambisi besar PKN untuk menang dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut meskiberlabel sebagai partai baru.
Salah satunya menggelar rapat konsolidasi dengan seluruh pimpinan cabang kabupaten/kota di Sultra yang berlangsung 8-9 Maret 2023 di salah satu hotel di Kota Kendari yang dipimpin langsung Pimpinan Daerah (Pimda) PKN Sultra, Samsu Umar Abdul Samiun.
Ketua Pimda PKN Sultra, Samsu Umar Abdul Samiun saat membuka rapar Konsolidasi tingkat Sultra
Salah satu yang disepakati dalam rapat diantaranya melakukan revisi kepengurusan, merekrut dan mematangkan kesiapan infrastruktur tingkat kecamatan sampai desa/kelurahan.
"Ini semua kita siapkan dalam rangka menghadapi Pilcaleg yang sudah tidak cukup setahun lagi," kata Umar Samiun sapaan akrabnya ditemui usai menutup rapat konsolidasi, Kamis 9 Maret 2023.
Mantan Bupati Buton itu meyakini kerangka dan postur PKN Sultra hingga ke level desa akan mencapai tiga ribuan. Kerangka ini akan dibentuk mulai 13 Maret sampai 13 April.
"Setelah selesai maka kita akan evaluasi lagi untuk perbaikan ke depan," katanya.
Meski tergolong partai baru, PKN Sultra dibawah komando Umar Samiun menargetkan bakal merebut 13 kursi di DPRD Sultra.
"Saya yakin target kita khususnya di DPRD Sultra bisa mencapai antara 12 sampai 13 kursi. Salah satu penyumbang suara terbesar akan hadir dari Dapil Sultra IV," tandasnya. (***)
KENDARI, GAGASSULTRA.COM - Ketua Pimpinan Daerah (Pindah) Sulawesi Tenggara (Sultra) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Samsu Umar Abdul Samiun, SH kembali membuat heboh. Umar Samiun sapaan akrabnya kembali berbagi rezeki di Pasar Andonohu, Kendari, Kamis (09/03/2023).
Didampingi sang istri Lia Umar Samiun, rombongan Umar Samiun tiba di pasar Ondonohu sekira pukul 08.30 Wita. Begitu tiba, Umar Samiun langsung menyambangi para pedagang satu persatu. Mulai dari pedangan sayur yang berjejer sepanjang bibir jalan, pedagang ayam potong, penjual ikan, pengunjung pasar, hingga pengendara motor yang melintas diseputaran pasar Ondonohu.
Beberapa pedagang tampak kebingungan saat dihampiri Umar Samiun. Setelah menanyakan berapa harga dagangan penjual, Umar Samiun langsung memberikan sejumlah uang dengan nilai kelipatan jauh lebih besar dari harga yang disebut penjual. Umar Samiun juga hanya mengambil sebagian kecil dari dagangan dan langsung beralih ke penjual lainnya.
Tidak sampai disitu, Umar Samiun juga membagi rezeki kepada sejumlah pengunjung dengan memberikan sejumlah uang serta membayarkan belanjaan para pengunjung yang kebetulan berada disekitarnya.
Setelah menyasar para penjual yang berada disepanjang jalan, Umar Samiun bersama rombongan masuk kedalam pasar, menuju tempat penjual ikan. Disitu, mantan bupati Buton itu berbagi rezeki kepada seluruh pedagang ikan tanpa satupun dilewatkan.
Aksi berbagi Umar Samiun itu langsung disambut riuh dan teriakan Umar Samiun Gubernur. Utamanya para penjual ikan, mereka secara kompak, spontanitas dan tanpa komando berteriak hidup Umar Samiun, Umar Samiun Gubernurku.
Saat keluar dari pasar ikan, warga yang mulai tau keberadaan Umar Samiun, langsung berbondong datang menghampiri sang petarung bersarung. Tidak sedikit yang sekedar ingin bertemu, bersalaman, hingga foto bersama. "Yang mana orangnya pak Umar Samiun, kita mau lihat langsung. Saya hanya mau berfoto ini," kata seorang ibu pengunjung pasar ditengah kerumunan.
Antusias warga yang terus berdatangan, membuat situasi mulai tak terkendali. Berdampak pada kemacetan arus lalulintas. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Umar Samiun bersama istri bergegas naik mobil dan meninggalkan lokasi pasar Ondonohu.
"Ini baru pemimpin, berbagi langsung sama masyarakat," kata salah satu pedagang pasar.
"Semoga pak Umar Samiun bertambah rezekinya," timpal Wa Ani yang mengaku datang ke pasar Ondonohu untuk berbelanja ayam potong.
Aksi berbagi rezeki yang dilakukan Umar Samiun yang dikenal politisi yang merakyat ini juga sebelumnya berbagi rezki di pasar pelelangan ikan Kendari dan pedagang asongan di pelabuhan Nusantara Kendari. (***)
- Kontingen Sulut Tiba Lebih Awal
KENDARI,GAGASSULTRA.COM-Kejuaraan panahan memperebutkan Piala Gubernur Sultra dan Piala Bepeka Archery 2023 siap digelar Persatuan penahan selruh Indonesia (Perpani) Sultra. Kejuaraan tersebut bakal diikuti atlit panahan dari sejumlah daerah di Indonesia.
Demikian diungkapkan, Ketua Perpani Sultra, Sarjono kepada sejumlah wartawan di Kendari, Sabtu (04/03/2023).
Dikatakan, sejumlah atlet panahan dari beberapa propinsi sudah mengkonfirmasi untuk keikutsertaanya dalam kejuaraan tersebut.
Pemanah dari Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Jogya dan Jakarta. Bahkan, atlet panahan bersama ofisial dari Sulawesi Utara sebanyak lima orang sudah hadir di Kendari.
"Kejuaraan Panahan Sultra 2023 menghipnotis para pemanah dari luar Sultra. Pemanah Sulut tim pertama yang menginjakkan kaki di Kota Kendari. Selamat datang saudaraku," kata Sarjono.
Sementara itu, stanlay salah satu atlet penahan Sulawesi Utara mengakau kehadirannya di Kendari guna berkompetisi pada kejuaraan panahan memperebutkan Piala Gubernur Sultra dan Piala Bepeka Archery 2023.
"Kami sengaja hadir lebih awal di Bumi Anoa agar lebih akrab dengan saudara saudara kami (pemanah) setempat. Bagi kami dari Sulut keikutsertaan dalam kejuaraan adalah sarana meningkatkan persaudaraan antar pemanah," kata pemanah senior Stenly di Kendari.
Pemanah Sulawesi Utara didampingi pelatih Stenly (kostum merah) menjalani sesi latihan di Kendari
Sulut Archery Team Manado Sulawesi Utara adalah Stanley Sradaputta (Compound putra) dan Master, Gratno N. Manenggek (Compound putra), Sianny Sradaputta (Compound putri), Emily Sradaputta (Recurve putri) dan Putri Sachlan (Recurve putri).
Meskipun belum membuktikan nomor mana yang akan dijuarai tim panahan Sulut namun optimis anak binaannya akan tampil maksimal.
"Kami optimistis. Kami memiliki semangat kuat merebut yang terbaik. Kami datang ke Kota Lulo Kendari melalui transportasi laut dari Pelabuhan Bitung ke Kendari. Ini bukti kami cinta panahan ," kata Stenly.
Sultra Open Archery 2023 mempertandingkan nomor Recurve putra/putri, Compound putra/putri, Compound Master man 40 putra/putri, Standar Nasional Umum putra/putri, Standar Nasional U-15 putra/putri, Standar Nasional U-12 putra/putri, Berbow putra/putri dsn Horsebow putra/putri.(***)
- Wadah para pelaku seni musik di jazirah Kepton Mengeksplor karya
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM-Komitmen LM Sumarlin yang bertekad kembali membaktikan dirinya untuk tanah kelahirannya mulai menunjukan eksitensinya. Setelah terpilih memimpin Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kabupaten Buton beberapa waktu lalu, kini pengusaha kelahiran Kota Baubau ini kembali dipercaya menjadi Ketua Kepton Musician.
Pemilihan LM Sumarlin sebagai ketua Musician Kepton dilakukan oleh sekelopok musisi lintas generasi sekepulauan Buton disalah satu coffee di Kota Baubau, Rabu (01/03/2023). Terpilihnya, Erin sapaan akrab LM Sumarlin tentunya menjadi angin segar untuk perkembangan musik di jazirah Kepulauan Buton (Kepton).
Dalam pertemuan para musisi di Kepulauan Buton tersebut awalnya berjalan alot. Namun dengan cita-cita yang sama, seluruh pemusik lintas generasi itu akhirnya melepas ego dan bersepakat menunjuk Ketua Kadin Buton, LM Sumarlin menjadi ketua pada wadah yang diberi nama Kepton Musician itu.
Sebelumnya, pertemuan diselingi dengan diskusi terbuka. Tujuannya untuk mencari akar masalah yang selama ini mejadi sumber perkotak-kotakan penggiat seni di Kota pemilik benteng terluas di dunia itu. Akibat dari itu, musik di Baubau berjalan tanpa arah tujuan.
Pertemuan itu dihadiri pula perwakilan musisi dari beberapa daerah yang dulunya masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Buton. Diantarnya Kabupaten Wakatobi dan Buton Selatan (Busel).
Ketua Kepton Musician terpilih, LM Sumarlin mengatakan, pertemuan ini diinisiasi menyusul adanya keresahan dari beberapa musisi yang sudah terlalu lama vakum. Dari cerita itu, dirinya kemudian mengumpulkan para musisi yang eksis pada tahun 90an hingga saat ini untuk memecahkan akar persoalannya.
LM Sumarlin
“Saya adalah salah satu orang Buton yang suka bermain musik. Bahkan dulu saya bercita-cita sekolah di Institut Seni Indoneia (ISI). Namun tidak kesampaian. Nah, meskipun saya sudah jadi manejer disalah satu perusahaan dulu, namun sampai hari ini saya masih mencintai musik,” beber ketua Kadin Buton itu.
Dikatakan, di era 90an dulu, kiblat musik di Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah Buton. Band-band dari Buton kerap menjuari setiap ajang festival musik. Bahkan meraih pemain terbaik atau the best player.
“Terkait dengan track record saya di musik saya kira saya sudah berbuat. Beberapa hari lalu saya hadirkan Kotak di Kendari. Dan alhamdulilah semua berjalan sesuai target. Nah, Kenapa kedepannya kita tidak bisa hadirkan Dewa19 atau Slank di Baubau,” tutur Sumarlin membakar semangat para musisi Baubau.
Kepton Musician digagas untuk menjadi wadah para pelaku seni musik di jazirah kepulauan Buton dalam mengeksplor karya. Sehingga diharapkan dalam setiap event di Baubau, Buton, Busel, Buteng dan Wakatobi Kepton Musician harus terlibat.
“Saya punya pengalaman banyak dalam dunia ini. Mari kita merajuk kembali kekompakan ini untuk musik kita yang lebih baik. Sejak zaman kesultanan dulu, para leluhur kita sudah bermain musik. Ada kabanti dan lain-lain. Mari kita besarkan kembali musik-musik ini,” pungkasnya.(***)
- Kadis Sosial Sultra : Bantuan Logistik Bencana dan Rumah Tidak Layak Huni
BUTON,GAGASSULTRA.COM-Kepdulian Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terhadap kebutuhan masyarakat terus menjadi perhatian. Diantaranya dengan memebrikan bantuan logistik bencana dan rumah tidak layak huni kepada masyarakat Kabupaten Buton.
Gubernur Sultra, Ali Mazi, SH., secara simbolik menyerahkan Sejumlah Bantuan Logistik, Rumah Ibadah dan Kelompok Tani kepada Masyarakat Kurang Mampu di Kabupaten Buton, Selasa (28/02/2023) usai meresmikan Terminal Type B Wasaga Buton.
Gubernur Ali Mazi, didampingi Kepala Dinas Sosial Sulawesi Tenggara, Pahri Yamsul, membeberkan, bantuan yang diberikan ini sebagai upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk terus memberikan perhatian kepada masyarakat yang kurang mampu serta yang tertimpa musibah.
Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH
“Tentunya bantuan Logistik Bencana dan Rumah Tidak Layak Huni yang diserahkan ini sebagai wujud pemerintah hadir untuk masyarakat khususnya di Buton,” kata Gubernur Ali Mazi.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Sultra, Pahri Yamsul mengatakan bantuan Rumah Tidak Layak Huni ada 10 unit. “Masing-masing unit menerima anggaran perbaikan rumah sekira Rp15 juta sehingga seluruh anggaran yang dikucurkan sekira Rp150 juta. Ini khusus untuk masyarakat yang kurang mampu.”ungkapnya.
Kadis Sosial Sultra, Pahri Yamsul
Lebih lanjut dikatakan, untuk Bantuan Logistik diserahkan kepada mereka korban bencana di Kecamatan Siotapina, Desa Kumbewaha sebanyak 14 KK. Dimana bantuan Logistik Bencana ini, masing-masing penerima berfariasi. Itu merupakan bantuan yang berupa kebutuhan hidup, dengan rincian Makanan Siap Saji, sekitar 150 paket, Makanan Anak 70 paket, Tenda Gulung 15 lembar, Peralatan Dapur Keluarga 13 paket, Tikar 13 lembar, Kasur Lipat 13 lembar, dan Selimut 13 lembar.
“Ini sudah kita laporkan ke gubernur dan semua penerima sudah siap. Penentuan pemilihan mereka yang menerima bantuan ditentukan teman-teman kabupaten, kita tinggal melanjutkan. Dimana penerima adalah masyarakat yang kurang mampu,” ujar Kepala Dinas Sosial Sultra, Pahri Yamsul.
Menurut Kepala Dinas Sosial Sultra, Pahri Yamsul, bantuan tersebut adalah stimulan yang diberikan untuk membangkitkan semangat dan meringankan beban masyarakat Buton.
“Inikan hanya sekadar stimulan, mudah-mudahan bisa membangkitkan dan meringankan saudara-saudara kita. Kita akan berupaya bagaimana caranya agar mereka tidak putus asa ketika tertimpa bencana",tutupnya.(***)