
Baubau : Legislator Hanura sekaligus Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Fajar Ishak Daeng Jaya berkomitmen mempromosikan produk unggulan daerah yang dihasilkan unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya promosi kopi Rongi menjadi alternatif oleh-oleh khas di jazirah Kepulauan Buton (Kepton).
"Sebagai Anggota DPRD provinsi Sultra, saya memiliki tanggung jawab moril untuk mendorong UMKM agar tetap produktif, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini," katanya.Senin,(17/1/2022).
Menurutnya, hal yang perlu dilakukan yakni membantu pemilik Kopi asal Buton Selatan itu mulai dari peningkatan kualitas produk hingga pemasarannya.
“Salah satu cara yang yang saya lakukan membuat konten kreatif di media sosial (Medsos) untuk membantu mempromosikan produk-produk UMKM seperti kopi Rongi tersebut,”tambahnya.
Ia pun mengapresiasi kreatifitas BUMDes Rongi Jaya mengelola kopi sebagai salah produk bernilai jual tinggi dan mampu bersaing dengan kopi lainnya di Nusantara. Ditambah lagi kopi Rongi memiliki rasa yang khas dengan kemasan produk kopi yang sebelumnya sudah terkenal.
“Bagi masyarakat penikmat kopi pasti menemukan rasa khas itu jika sudah meminumnya,”tandasnya.
Fajar Ishak mengaku, akan menjadikan catatan khusus untuk membantu permodalan bagi pelaku UMKM dan akan didiskusikan bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi sultra maupun pemerintah Kabupaten Busel.
"Tentu tujuannya untuk mendapatkan kesepahaman mengenai seperti apa peran masing-masing dalam memasarkan kopi Rongi sebagai salah satu produk kopi lokal yang digandrungi masyarakat secara luas dan juga produk UMKM berpotensi lainnya," katanya.
Fajar pun meminta agar jangan hanya kopi luar yang ada dalam daftar menunya.
"Kopi lokal harus ada dalam daftar menu agar masyarakat penikmat kopi dapat merasakan kopi lokal tak kalah nikmatnya,"tutupnya.
BUTON – Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton melaksanakan lomba Fashion Show pakaian khas Buton dalam rangkaian memeriahkan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Tingkat Kabupaten Buton.
Kegiatan yang dibuka Bupati Buton tersebut dipusatkan di Gedung Wakaka, Banabungi, Pasarwajo, Minggu, 26 Juni 2022.
Sejumlah Pejabat Eselon II bersama istri di lingkup Pemkab Buton mengikuti lomba tersebut.
“Motif-motif tenunan Buton memiliki banyak jenis dan corak. Gubernur Sultra, H. Ali Mazi, S.H. sangat tertarik dengan motif-motif tenunan Buton yang beragam corak tersebut. Oleh karena itu, Pemkab Buton berencana akan membuat Perda dan membukukan motif tenunan khas Kabupaten Buton tersebut,” kata Bupati Buton, La Bakry Ketika membuka Fshion Show.
Lanjut, ia menjelaskan Pemkab Buton akan membuat buku sendiri dan mematenkan motif tenunan khas Buton.
“Kita bikin buku sendiri lalu kemudian kita patenkan, jangan sampai nanti ditiru, nama-namannya itu sudah ada di Arsip Nasional dan motifnya banyak sekali. Dan mudah-mudahan event dan momen hari ini kembali menginspirasi kita semua. Bila perlu di Perdakan sehingga tidak sembarang orang bisa meniru motifnya lalu dipakai untuk dijual dan mengambil keuntungan pribadi tanpa izin, karena sangat cepat sekali untuk ditiru,” ungkap Bupati Buton.
Ketua Golkar Buton mengatakan ini momen yang tepat untuk menjalin silaturahmi antar semua pihak dalam menyambut berbagai kegiatan yang ada di Buton.
Tampak hadir Ketua TP PKK Kabupaten Buton, Delya Montolalu La Bakry, Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Ir La Ode Zilfar Djafar dan Ketua Darma Wanita Persatuan Kabupaten Buton, Wa Ode Sitti Haidar Zilfar dan Kepala OPD Lingkup Pemda Buton, dan TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Buton.
Tampilan para Kepala OPD bersama Ibu dalam Fashion Show cukup menghibur penonton yang memadati Gedung Wakaka. Apalagi Bupati Buton, bersama Ketua TP PKK dan Sekda Buton bersama Ketua Dharma Wanita Buton tampil dengan memakai pakaian khas Buton dalam acara Fashion Show tersebut.
BAUBAU,GS-Kehadiran anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Fajar Ishak Daeng Jaya, SH, MH di tempat pelelangan ikan (TPI) Wameo, Kota Baubau, Selasa (28/06/2022), mendapat mendapat sambutan baik dari warga, khususnya nelayan yang sedang bongkar muatan.
Kehadirannya di tempat tersebut untuk melihat secara langsung proses bongkar muat pasokan ikan di Kota Baubau. Bahkan, legislator Hanura tersebut terlihat sangat akrab dan berbaur langsung dengan nelayan.
"Pasokan ikan yang masuk di Baubau sangat besar, kalau hanya untuk konsumsi masyarakat saya kira lebih dari cukup,"ungkapnya.
Namun demikian, kata Fajar, besarnya pasokan untuk stok ikan ini harus dimaksimalkan fungsi TPI Wameo, sehingga bisa menampung hasil nelayan untuk persediaan, sehingga setiap saat bisa kebutuhan masyarakat bisa terlayani.

"Saya kira fungsi TPI Wameo harus dimaksimalkan sehingga bisa melayani kebutuhan masyarakat setiap saat,"kata mantan Ketua PWI Baubau ini.
Sebelum meninggalkan TPI, sekretaris komisi IV DPRD Sultra ini menyempatkan membeli ikan nelayan.
Alex salah seorang nelayan mengaku mengenal sosok Fajar Ishak yang selalu membaur dengan warga. Kedekatannya dengan nelayan sudah terbangun sebelumnya.
"Kedekatannya dengan kita (nelayan-red) sudah terbangun, jadi meskipun sudah terpilih jadi anggota dewan kebiasaanya berbaur dengan warga tidak berubah,"kata Alex.
Hal senada di sampaikan nelayan lainya, La Edi, perhatian Fajar Ishak kepada warga selama terpilih jadi anggota dewan sangat besar. Bahkan, sudah ada usulan nelayan saat melakukan reses di daerah pemilihannya di wilayah Kepton sudah banyak direalisasikan.
"Usulan kami untuk dapatkan kapal tangkap sudah direalisasikan, bukan hanya satu tapi ada beberapa kelompok nelayan di desa kami Busel sudah dapat,"kata La Edi yang mengaku nelayan dari Busel saat bongkar muatan di TPI Wameo.
Untuk diketahui, sebelumnya Fajar Ishak dan beberapa anggota DPRD Sultra mengunjungi TPI Wameo. Dari hasil temuan dewan menemukan adanya ketidakjelasan pengelolaan TPI Wameo sejak januari sampai mei 2022. Setelah aset tersebut diserahkan oleh pemkot Baubau kepada pemprov Sultra.
Selain itu, beberapa fasilitas TPI juga mengalami kerusakan, yaitu semua pabrik es yang berjumlah 3 unit tidak ada yang berfungsi karena mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat. (*)