BAUBAU, GAGASSULTRA.COM-Pemkot Baubau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau melakukan upaya pelestarian seni sastra Kabanti yang salah satunya dengan menggelar festival seni kabanti se Kepulauan Buton yang berakhir pada Minggu (15/12/2024).
Upacara penutupan dilaksanakan usai babak Final sekaligus penyerahan hadiah kepada para pemenang dan langsung dihadiri oleh Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si.
Dalam sambutannya Dr Rasman Manafi mengungkapkan, Kota Baubau merupakan daerah kesultanan Buton di Indonesia yang memiliki keaneka ragam suku bangsa. Keberagaman etnik tersebut menjadikan Kota Baubau sarat dengan nilai budaya yang luhur dan tak ternilai harganya termasuk tradisi lisan naskah kuno.
Menurut Rasman, seni sastra kabanti menjadi salah satu nilai budaya luhur yang mencapai puncak kegemilangannya pada awal abad ke-19. Tepatnya pada Sultan Buton yang ke-29 La Ode Muhammad Aydrus Qaimuddin. Bagi masyarakat Buton La Ode Muhammad Aydrus Qaimuddin selain dikenal sebagai Sultan juga dikenal sebagai ulama dan pujangga Buton yang tersohor.
Namun ia menyayangkan, kearifan nilai budaya lokal tersebut kini mulai tergeser oleh transformasi peradaban sosial sehingga lambat laun akan mengalami kepunahan. Untuk itu ia memberi apresiasi jika Kabanti ini kembali diangkat dan dilestarikan.
”Pemerintah Kota Baubau memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang tetap konsisten melaksanakan lomba festival kabanti dalam rangka melestarikan naskah kuno yang hampir tidak lagi dilantunkan. Saya berharap festival kabanti ini tetap berkesinambungan dan dinas terkait tetap menggali dan mengangkat kembali nilai-nilai budaya lokal,” katanya.
Salah seorang Dewan Juri Hj Siti Suhura mengharapkan, lomba ini butuh lebih dimeriahkan lagi. Bahkan ia berharap mulai dari tingkatan sekolah terendah agar banyak yang mencintai Kabanti. Termasuk usia juga harus disesuaikan.
“Bila perlu dari TK hingga SMA kita rekrut dan untuk kategori Umum bisa ada batas usia misalnya antara 40 hingga 50 tahun. Kalau usia diatas 60 tahun mungkin sudah tidak maksimal dari sisi kemampuan membaca tulisan. Kemudian tempatnya harus di lokasi terbuka dan disaksikan banyak masyarakat,” harap Mantan Anggota DPRD Kota Baubau ini.
Kata Hj Siti Suhura, kegiatan ini bisa menjadi syiar dari sisi seni budaya karena Kabanti termasuk budaya Islam yang harus dilestarikan. Kabanti harus dijaga karena di zaman kesultanan, Kabanti ini menjadi sarana Dakwah karena mengandung petuah dan nasehat yang baik.
Asri, seorang seniman Kabanti mengharapkan, agar lebih banyak lagi yang menekuni cara membaca kabanti. Apalagi kabanti merupakan karya sastra yang berisi nasehat dan petuah yang baik. Bahkan ia menyarankan agar bukan hanya Kabanti yang diperkenalkan termasuk cara baca Maludhu dan pihaknya bersedia untuk mendampingi.
“Semoga banyak generasi yang terus mau belajar untuk membaca kabanti. Agar ini tidak cepat punah. Kita juga bisa ajak siapa saja yang berminat untuk belajar baca Maludhu. Siapa saja bisa yang penting ada keinginan,” harap Asri.
Setelah mengikuti babak final, untuk Juara 1 kategori Umum Juara 1 diraih Anwar Hasinu (Kelurahan Kaobula), juara 2 Arifin (Utusan kelurahan Bukit Wolio Indah) dan juara 3 La Ode Muslihi (Utusan Kecamatan Wabula Kabupaten Buton).
Untuk kategori Umum Putri, juara 1 diraih Latifah Azahra (Kelurahan Kaobula), juara 2 Muria (Kelurahan Bone-Bone) dan juara 3 Zainun (Kelurahan Bone-Bone).
Sementara untuk kategori Pelajar putra juara 1 diraih Diaz Aiman (SMKN 3 Baubau), juara 2 Laode Mustari (SMPN 2 Baubau) dan juara 3 Alim Hidayat (SMP Negeri 2 Baubau). Di kategori pelajar Putri juara 1 diraih Amira Felicia Nathania (SMAN 1 Baubau), juara 2 Siti Faradhiba (SMKN 3 Baubau) dan juara 3 diraih Tri Kusuma Andini (SMAN 1 Kadatua).
Untuk diketahui, juara 1 mendapat hadiah senilai Rp 3 Juta, Juara dua 2,5 Juta dan Juara tiga senilai 2 juta rupiah (Red)