BAUBAU, GAGASSULTRA.COM – Salah satu tuntutan kurikulum Merdeka dalam kegiatan pembelajaran siswa adalah dengan mengikuti kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam pelaksanaanya para siswa diajak belajar langsung di lapangan dan dengan kegiatan praktek.
Salah satunya dilaksanakan para siswa SMAN 3 Baubau dengan mengambil tema Produksi Kompos. Dalam kegiatan projek ini para siswa dibentuk beberapa kelompok dan mendapatkan tugas masing masing. Jadwal kegiatan diagendakan hingga akhir Juni 2024.
Syahriani Ulhusnah, S.Pd salah seorang guru pendamping kegiatan projek mengatakan, pada kegiatan ini siswa diberikan tugas secara berkelompok untuk mengumpulkan bahan pembuatan kompos. Salah satunya dengan menghimpun daun kering dan disatukan dalam wadah.
“Jadi semua siswa berperan langsung mengumpulkan bahan baku dari daun daun kering. Kebetulan di sekolah kami banyak sampah dedaunan yang kering. Mereka mengumpulkan kemudian disortir untuk disatukan dalam wadah,” kata Syahriani Sabtu (18/5/2024).
Selanjutnya para siswa dibimbing untuk memproduksi sampah daun yang telah dicampurkan dengan beberapa cairan khusus untuk mempercepat proses pelapukan. Semua dilaksanakan secara bersamaan. Tujuannya agar para siswa memahami sejak tahap persiapan.
Muhammad Ilham, S.Pd yang dipercaya mendampingi siswa untuk membinaan secara teknis menjelaskan, proses pembuatan kompok memiliki beberapa tahapan. Termasuk lama penyimpanan dan perlakuan yang terus dikawal. Tentunya berdaarkan bahan yang dijadikan kompos.
“Jadi kompos yang baik itu stelah terjadi pelapukan harus benar benar terhindar dari kelembaban. Sehingga pada saat penyimpanan akan tetap kering dan bisa digunakan sesuai ketentuan. Lebih bagus kalau dalam kondisi kering,” kata Ilham.
Harapan ini juga disampaikan M Ramli, S.Pd yang menangani pembinaan karakter dalam projek ini. Ia berharap dari proses pembuatan kompos ini para siswa tidak saja mampu membuat atau memproduksi kompos. Namun di sisi lain siswa bisa belajar untuk memanfaatkan sampah yang tadinya tidak berguna untuk hal yang positif.
“Selain membuat kompos untuk pupuk kita tanamkan semangat untuk mencintai lingkungan. Siswa diajar untuk peduli tentang masalah persampahan dan pemanfaatan sesuatu yang sudah terbuang untuk sesuatu yang positif,” kata M Ramli.
Selain projek pembuatan Kompos, beberapa tema juga diprogramkan yakni pentas seni, Jurnalis dan kewirausahaan.(Red)