Selasa, 07 Mei 2024 19:00

Melirik Budaya ‘Pekangkilo’ di Kelurahan Bone-Bone, Potensi Kampung Nelayan yang Eksotis

Rate this item
(1 Vote)
Inilah Keindahan dan Suasana Sunset di Pantai Kelurahan Bone-Bone Inilah Keindahan dan Suasana Sunset di Pantai Kelurahan Bone-Bone

Catatan : Bardin, Baubau

Mendengar nama Bone-Bone, pasti akan terbayang sebuah kawasan pesisir pantai yang didiami oleh para nelayan. Sejak berpuluh tahun lamanya, kampung nelayan Bone-Bone telah dikenal masyarakat Buton khususnya di Kota Baubau.

WhatsApp Image 2024 05 07 at 17.16.29

Masyarakatnya yang santun dan memiliki semangat kebersamaan sudah terbangun sejak turun temurun. Hal ini dibuktikan dengan berbagai terobosan yang ada di Kampung Nelayan Bone-Bone. Salah satunya dengan pembangunan Masjid Megah yang sebagian besar adalah swadaya masyarakat. Dapat dibayangkan, dana milyaran rupiah akhirnya berhasil dihimpun oleh masyarakat baik di kampung halaman hingga yang ada di perantauan. Semua berkontribusi.

WhatsApp Image 2024 05 07 at 17.16.29 1

Masjid yang megah, hanya satu diantara bukti kebersamaan masyarakat Bone-Bone. Di sisi lain, Bone-Bone merupakan salah satu kelurahan yang memiliki pesisir pantai dengan keindahan yang cukup eksotis dengan hamparan pasir putih, air laut yang jernih dan aktivitas nelayan tradisional baik yang hendak melaut, pulang melaut atau yang sedang melakukan perawatan kapal.

Pesisir pantai dan laut Bone-Bone menjadi perhatian dan terbangun komitmen bersama untuk terus dijaga kebersihannya, disadari bahwa beberapa tahun belakangan ini kawasan pesisir pantai di Kelurahan Bone-Bone terkesan terabaikan, salah satu bentuk kepedulian dan semangat mengembalikan keindahan pantai yang ada di Kelurahan Bone-Bone, adalah memberlakukan "Pekangkilo Tawo" kepada setiap warga atau wisatawan yang berkunjung ke Pantai Morikana Bone-Bone.

WhatsApp Image 2024 05 07 at 17.13.18

Pantai Morikana merupakan salah satu pantai yng ada di Kelurahan Bone-Bone dikenal sebagai lokasi pelaksanaan Ritual Adat Nelayan Haroana Andala Bone-Bone yang dilaksanakan setiap tahun. Ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur dan doa bersama atas limpahan rahmat dan rejeki Sang Pencipta kepada nelayan. Momen ini menjadi salah satu destinasi wisata pantai bagi warga, keluarga warga dan wisatawan.

Sayangnya, keindahan Pantai Morikana belum terekspose secara maksimal, salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya kepedulian terhadap keberadaan pantai ini.

Keinginan untuk menggali potensi dan destinasi Wisata di kampung nelayan ini mulai nampak saat ini ketika Bone-Bone dipimpin Bapak Ramadhan sebagai Lurah. Terbangun komitmen untuk memaksimalkan keberadaan Pantai Morikana sebagai salah satu destinasi wisata pantai pasir putih yang berada ditengah-tengah Kota Baubau.

WhatsApp Image 2024 05 07 at 17.13.19

Ramadhan mengatakan, Pekangkilo Tawo ini diberlakukan bagi siapa saja yang berkunjung ke Pantai Morikana.

“Pengunjung diwajibkan untuk membersihkan sampah yang sebagian besar disebabkan oleh kondisi alam, dimana sampah-sampah ini terbawa arus dan ombak laut. Tidak perlu banyak dan ngotot membersihkan, namun secara konstan dan sedikit-demi sedikit, kami yakin Pantai Morikana akan bersih dan layak dikunjungi,” ungkap Ramadhan yang selalu berkomunikasi dengan masyarakat dari seluruh kalangan di Bone-Bone.

WhatsApp Image 2024 05 07 at 17.13.18 1

Ramadhan menambahkan, efek yang timbul dari kunjungan wisatawan ke Bone-Bone akan menciptakan peluang-peluang ekonomi baru bagi warga sekitar. Misalnya penyewaan sampan, penginapan rumah warga, wisata dolango (wisata saat laut surut) paket kuliner tradisional pesisir dan potensi wisata minat khusus lainnya.

Pekangkilo Tawo selain menjadi media untuk meningkatkan kepedulian dan pelestarian pesisir laut Bone-Bone, menjadi percontohan bagi pantai-pantai yng ada di Kelurahan Bone-Bone untuk berbenah, bersih-bersih dan siap menjadi salah satu primadona wisata pantai pasir putih untuk mewujudkan Bone-Bone sebagai Waterfront City Baubau.

WhatsApp Image 2024 05 07 at 17.16.28 1

Bone-Bone juga dikenal sebagai sentra kerajinan kain tradisional Buton. Bahkan, kain yang dihasilkan dari tangan trampil kaum ibu di Kelurahan Bone-Bone murni hasil ‘hand maker’ yang asli. Meski demikian, potensi ini sangat jarang terpublikasi. Namun, potensi ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kelurahan Bone-Bone.

Masih banyak keunikan dan potensi yang terpendam di kelurahan Bone-Bone. Semua terjadi secara alamiah tanpa rekayasa. Inilah kehidupan asli masyarakat pesisir yang telah turun temurun diwariskan oleh para pendahulu.

Kegigihan dan semangat masyarakat kelurahan Bone-Bone membuat para generasi mudanya juga kini sukses di semua sisi kehidupan. Baik dari sektor pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha. Semua berkat komitmen perjuangan yang diwariskan dari para orang tua dan pendahulu di Kelurahan Bone-Bone…****

Read 382 times

Pencarian