Tamsir Tamim : “Semoga Generasi Muda Termotivasi Agar Tetap Cinta Kearifan Lokal”
BAUBAU, GAGASSULTRA – Komitmen dalam melestarikan nilai nilai budaya khususnya Budaya Buton menjadi salah satu bentuk kepedulian pemerintah. Hal ini membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif oleh lapisan masyarakat.
Salah satu yang mendapat tanggapan positif adalah Lomba Kabhanti yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau. Lomba ini mengikutsertakan kalangan pelajar dan Masyarakat Umum.
Kadis Pendidikan dan kebudayaan Tamsir Tamim mengatakan, kegiatan lomba ini sebagai salah satu upaya melestarikan nilai budaya lokal. Apalagi selama ini khususnya Kabhanti yang merupakan hasil karya para orang tua sudah jarang dikenal generasi muda. “Kita berharap melalui lomba ini akan melahirkan keinginan khususnya generasi muda untuk belajar dan bisa memahami maknanya. Sekaligus ini upaya kita agar Warisan Budaya khususnya Kabhanti tidak punah,” kata Tamsir.
Ia berharap, Kabhanti yang merupakan kekayaan luhur budaya lokal akan menjadi kebanggaan generasi negeri ini. Apalagi Kabhanti bukan hanya sekedar untaian kalimat. Namun memiliki makna filosofi yang mendalam yang berisi tentang petuah luhur para orang tua.
La Diydi, salah seorang warga Baubau menyampaikan apresiasi atas kegiatan lomba Kabhanti ini. Sebab, Kabhanti adalah salah satu warisan leluhur negeri Buton yang hampir punah. “Harus diberikan dukungan, karena Kabhanti ini sudah jarang didengar. Jangankan anak muda, orang tua saja sudah banyak yang tidak tahu baca kabhanti,” kata La Diydi.
Ia menambahkan, Kabhanti bukan hanya sekedar membaca, namun ada makna mendalam yang tersirat dalam syairnya. “Jadi bukan hanya dibaca, tapi sebenarnya ada makna yang sangat mendalam jika kita benar benar memahami,” tambahnya.
Sementara itu salah seorang pemerhati budaya, Sarifudin juga memberi tanggapan positif. Ia bahkan menekankan agar Lomba ini jangan hanya sebatas kegiatan seremoni. Namunakan menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda dan terus digaungkan. “Jangan hanya sekedar lomba terus dihentikan. Tapi mestinya harus terus dilakukan pembinaan kepada generasi. Karena jika tidak dikembangkan, pasti akan punah,” kata Sarifudin. (Red)