Wa Ode Nursanti Monianse : “Perlu Hadirkan Media Center Stunting di Setiap Kelurahan”
BAUBAU,GAGASSULTRA.COM - Pemkot Baubau tidak main main soal penanganan Stunting. Apalagi ini menjadi program Nasional. Penanganan Stunting ini menjadi salah satu prioritas daerah dan saat ini telah dipersiapkan pendistribusian tanggung jawab untuk seluruh elemen di daerah. Berdasarkan prevalensi Stunting Kota Baubau tahun 2022 capaian pemerintah Kota Baubau berhasil menurunkan angka stunting sebesar 1,6% dari 27,6 % menjadi 26 %.
Keseriusan itu ditindaklanjuti dengan menggelar kegiatan Review Kinerja Aksi Integrasi Stunting yang berlangsung di Aula PO-5 Kantor Bappeda Kota Baubau Jumat (3/2/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh para kepala OPD diantaranya Bappeda, Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Perikanan, Kemenag, Perkim, Sosial, Ketua TP PKK beserta Ketua Pokja 1 sampai 4 serta koordinator Program Keluarga Harapan (PKH).
Plh Sekda Kota Baubau Tamsir Tamim menyampaikan apresiasi. Ia berharap tahun 2023 akan tercapai penurunan prevalensi stunting yang signifikan, sehingga angka prevalensi stunting pada tahun 2024 diharapkan bisa sesuai target. “Kita berharap kerjasama dan komunikasi yang baik bisa semakin intens sehingga tahun 2024 kita bisa sesuai target angka prevalensi stunting,” kata Tamsir Tamim.
Sebagai salah satu lokus dalam penanganan stunting di Sulawesi Tenggara, Kota Baubau akan meningkatkan peran dalam menangani masalah stunting ini. Pasalnya, persoalan stunting telah menjadi agenda pembagunan nasional.
Kadis kesehatan Kota Baubau melalui Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Baubau dr. Pangeran Abdul Azis mengatakan, percepatan pencegahan dan penurunan stunting di tahun 2023 bisa dilakukan dengan terus meningkatkan koordinasi. “Intervensi terhadap pencegahan dan penanganan kasus stunting harus dilakukan secara sinergis antara sektor kesehatan dan non kesehatan. Intinya jika kita focus pada lokus yang sudah ditetapkan dibarengi dengan komitmen setiap OPD, saya yakin masalah stunting bisa kita atasi dengan mudah. Semoga ini menjadi komitmen bersama,” kata dr. Pangeran.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Baubau Wa Ode Nursanti Monianse sejak awal sangat antusias mengawal penanganan stunting ini. Bukan saja memberi pemahaman dan berkeliling menyampaikan sosialisasi bersama pengurus PKK. Namun juga mengkampanyekan penanganan stunting melalui sebuah media Film Stunting dan mendapat predikat terbaik tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Kita melakukan evaluasi terhadap 8 aksi yang telah dilakukan pada tahun 2022. Dan sejauh ini ada perubahan yang signifikan terhadap penurunan angka stunting. Ke depan mungkin perlu kita libatkan dinas pemberdayaan perempuan dan anak serta dinas pendidikan,” kata Wa Ode Nursanti Monianse.
Lebih lanjut, Nursanti juga mengapresiasi peran TP PKK selama ini yang tak kenal lelah mendampingi penanganan Stunting dan melakukan kolaborasi dengan semua pihak. “Luar biasa peran PKK selama ini yang terus menghayo hayo masyarakat dalam menangani stunting. Memang tidaK bisa diukur secara matematis tapi sangat efektif karena langsung ke lapangan,” tambahnya.
Ketua TP PKK Kota Baubau juga mengatakan saat ini telah didirikan Media Centre Stunting di Kelurahan Baadia. Ke depan ia mengharapkan agar dapat ditularkan ke kelurahan lain. “Karena dalam Media Center itu ada kolaborasi dari OPD dan organisasi lain. Bila perlu di buat media center stunting ditingkat kota dan berkolaborasi dengan call center 119 dan semua OPD agar bukan hanya informasi stunting yg diperoleh tapi semua permasalahan yg ada dikota Baubau,” ujar Ketua GOW Kota Baubau ini.
Kemudahan yang disiapkan untuk akses informasi bagi masyarakat juga sekaligus sejalan dengan jargon Wali Kota Baubau yakni Melayani Tanpa Sekat sehingga keberadaan media center ini memudahkan masyarakat Kota Baubau.(Din)